Bioteknologi dan stem cell, dua hal baru yang tidak dapat dipisahkan ini merupakan perkembangan terbaru dunia kesehatan yang tengah banyak di teliti. ProSTEM sebagai pelopor laboratorium penyimpanan, pemrosesan, penelitian dan pengembangan aplikasi klinis stem cell, cell dan turunannya di Indonesia yang tidak berhenti berinovasi dalam menciptakan ekosistem bioteknologi dan utamanya pengembangan riset stem cell dan turunannya mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan nasional maupun global dalam kiprahnya.
Melalui penuturan Dr. Cynthia R. Sartika, M.Si, yang merupakan Direktur PT. Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM), berangkat dari potensi regenerasi stem cell yang luar biasa, ProSTEM dengan misi delivering life-saving regenerative medicine ini mengembangkan riset dan aplikasi klinis stem cell utamanya adalah untuk menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif yang belum ditemukan obat yang efektif dan efisien.
Potensi stem cell yang dapat meregenerasi sel yang mengalami kerusakan atau gangguan ini menjadi harapan besar bagi pengobatan yang lebih efektif dan pastinya mendukung #SustainableHelath di Indonesia, meski tidak dipungkiri bahwa stem cell di Indonesia masih menghadapi tantangan seperti consumable yang masih 90% diimport dari Luar negeri, regulasi yang masih belum bisa disahkan, juga terkait kebutuhan Sumber Daya Manusia yang mumpuni membuat stem cell ini masih sulit untuk dijangkau terutama dari harga.
Namun Dr. Cynthia R. Sartika, M.Si optimis bahwa ProSTEM dapat mensiasatinya dengan terus mengikuti update perkembangan ilmu dan teknologi melalui berbagai kongress stem cell internasional, serta dengan berkolaborasi aktif bersama dengan para peneliti, klinisi, maupun regulator demi kemajuan dan kemandirian kesehatan di Indonesia.