Pada artikel sebelumnya mengenai Uji Klinis Terapi Sel pada Penderita Stroke, dibahas mengenai perkembangan pengobatan penyakit stroke yang mulai memasuki uji klinis. Dalam artikel ini akan dibahas kembali apa itu penyakit stroke dan penyebabnya serta bagaimana perkembangan penelitian serta uji klinis yang ada sampai dengan saat ini.
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2007, 8.2 dari 1000 orang menderita penyakit stroke di Indonesia [1,2]. Penyakit stroke terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan pasokan darah dan oksigen ke otak menjadi berkurang sehingga terjadi kematian sel-sel pada otak. Hal tersebut menyebabkan stroke menjadi salah satu penyakit nomor 1 penyebab kecacatan bahkan kematian. Beberapa penyakit yang juga berkontribusi menyebabkan stroke yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan obesitas. Selain itu pola hidup atau kebiasaan seperti merokok, jarang olahraga, konsumsi alkohol serta pola makan yang salah juga turut berkontribusi. Hal tersebut memicu terjadinya plak dan pembekuan darah yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah otak (ischemic stroke) serta konsumsi garam juga menyebabkan tingginya tekanan darah yang memicu pecahnya pembuluh darah otak (hemorrhagic stroke)[3].
Beberapa upaya untuk mencegah stroke seperti pemberian beberapa antikoagulan yang berfungsi mencegah pembekuan darah atau tissue plasminogen activator (t-PA) sebuah protein pemecah bekuan darah, akan tetapi hal tersebut hanya bersifat mencegah bahkan pengggunaan t-PA sering menyebabkan hemorrhagic stroke[4], untuk itu diperlukan metode pengobatan baru yang tepat.
Terapi berbasis sel punca telah memasuki uji klinis, salah satunya telah dilakukan di University of Texas Health Science Center, Houston pada tahun 2009 – 2014 dengan menggunakan sel punca sumsum tulang pasien yang ditransplantasikan secara intravena kepada 25 pasien ischemic stroke memberikan hasil bahwa 20 dari 25 pasien yang mengikuti terapi tersebut mengalami perbaikan secara fungsional dan struktur, seperti menurunnya nilai derajat kecacatan (modified rankin scale/mRs) dan menurunnya defisit neurologis serta tidak terjadi efek samping serius terkait transplantasi yang dilakukan[5]. Selain itu, penelitian penggunaan sel punca baik dari darah tali pusat dan sumsum tulang memberikan hasil yang positif pada model hewan coba, dengan adanya perbaikan baik secara fungsi dan struktur seperti menurunnya volum infark dan terjadinya angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru).
Sel punca dapat menjadi metode pengobatan baru bagi penyakit stroke dengan kemampuannya sebagai neural proteksi melalui beberapa faktor tropik nueral yang dihasilkannya serta sifatnya yang dapat memperbaiki dan mengganti sel-sel saraf yang rusak dan membantu proses angiogenesis[6]. Berdasarkan yang sudah terdaftar pada clinicaltrials.gov, beberapa uji klinis penanganan stroke dengan menggunakan sel punca telah banyak dilakukan sampai dengan saat ini dengan harapan adanya perkembangan metode pengobatan baru yang lebih aman dan tepat digunakan.
Reference :
- Center for Global Health. 2013. The Center for Disease Control and prevention In Indonesia. [internet]. Available on : http://www.cdc.gov/globalhealth/countries/indonesia/pdf/indonesia.pdf. [cited : Oct. 01, 2015]
- Yudiarto F et.al. 2014. Indonesia Stroke Registry. Neurology. 82(10)
- WebMD. Slide Show: A Visual Guide to Understanding Stroke. [internet]. Available on : http://www.webmd.com/stroke/ss/slideshow-stroke-overview. [cited : Oct. 01, 2015]
- Vahidy FS et.al. 2013. Challenges Enrolling Patients with Acute Ischemic Stroke into Cell Therapy Trials. Stem cells and development. 22(2).
- Clinicaltrials.gov. Safety/Feasibility of Autologous Mononuclear Bone Marrow Cells in Stroke Patients. Available on : https://clinicaltrials.gov/ct2/show/results/NCT00859014?term=stem+cells+and+stroke§=X01256#all. [cited: Oct. 02, 2015]
- Hao L et.al. 2014. Stem Cell-Based Therapies for Ischemic Stroke. Biomed Res Int. 10.1155/2014/468748. Available on : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3955655/pdf/BMRI2014-468748.pdf