Menjadi Tuan Rumah di Negara Sendiri dalam Terapi Stem Cell (Sel Punca)

Stem cell atau sel punca merupakan sel unik yang dapat mengobati berbagai macam penyakit, baik penyakit yang tidak ganas, penyakit ganas hingga degeneratif. Potensi stem cell yang menjanjikan tersebut memberi harapan baru untuk pengobatan. Namun, adanya harapan baru tersebut juga dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk mengambil keuntungan. Salah satunya dengan adanya “stem cell tourism”, dimana klinik pengobatan menawarkan pengobatan menggunakan stem cell dengan biaya yang tinggi namun tidak membawa janji keberhasilan atau bahkan membawa resiko kegagalan yang tinggi. Pasien yang putus asa dapat dengan mudah percaya dengan penawaran tersebut, meskipun pengobatan yang ditawarkan belum teruji dan menjadi salah satu pengobatan yang beresiko.

Stem cell tourism tidak hanya terjadi di luar negeri saja, saat ini di Indonesia juga telah banyak tempat praktek dokter, klinik, rumah sakit serta tempat perawatan estetika baik secara terbuka atau terselebung mengklaim telah menggunakan stem cell dalam terapinya. Dengan sistem regulasi keamanan terapi stem cell yang tidak jelas dan terkadang ilegal, hal ini mendorong pemerintah untuk bertindak tegas. Menurut Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K), masyarakat harus memperoleh informasi yang benar dan proporsional terhadap penyimpanan, pengolahan, aplikasi stem cell, serta aspek etiko mediko legalnya sehingga masyarakat Indonesia tidak dirugikan dengan informasi yang salah, layanan ilegal dan hanya menguntungkan negara asing maupun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam penyelenggaraan terapi stem cell.

Pemerintah telah menunjuk sebelas rumah sakit sebagai pusat pengembangan pelayanan medis, penelitian dan pendidikan tentang bank jaringan dan stem cell sesuai dengan Permenkes No. 32 Tahun 2014. Adanya peraturan tersebut diharapkan dapat mendorong ke sebelas rumah sakit menjadi pusat Medical tourism di Indonesia sehingga bukan orang Indonesia yang ke luar negeri untuk terapi stem cell tetapi orang luar yang datang ke Indonesia untuk terapi. Selain itu, pemerintah juga mendukung adanya pembentukan konsorsium produk dan terapi stem cell. Konsorsium tersebut melibatkan pihak pemerintah, akademisi, klinisi dan pengusaha atau disingkat dengan ABCG (Academic, Bussiness, Clinician and Government). Adanya konsorsium tersebut diharapkan dapat menjadi tuan rumah sendiri dan global player dari stem cell dan rekayasa jaringan serta menjadi barrier dari produk stem cell luar yang akan masuk ke Indonesia.

“ProSTEM merupakan salah satu perusahan yang terlibat dalam pembentukan konsorsium tersebut. Hal ini sesuai dengan misi ProSTEM, yaitu:

Delivering Life-Saving Regenerative Medicine

untuk menjadi tuan rumah di negara sendiri dalam terapi stem cell

Informasi Lainnya

Article
Inovasi Pengobatan untuk Penyakit Degeneratif Makula: Keberhasilan Uji Klinis Stem Cell untuk Retinitis Pigmentosa
Inovasi pengobatan degeneratif makula terus menjadi fokus para klinis spesialis mata, salah satunya yaitu stem ...
News
ProSTEM Sebagai Pelopor Laboratorium Penunjang Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Prodia StemCell Indonesia telah menjadi Laboratorium Penyimpanan, Pemrosesan, Pengolahan, Penelitian serta Pengaplikasian Klinis Stem Cell ...
News
Kembangkan Terapi Regeneratif untuk Stroke, Prodia StemCell Gandeng BRIN
  Terapi regeneratif untuk stroke tengah menjadi perhatian khusus di dunia kesehatan. Pasalnya stroke merupakan ...
Article
Personalized Medicine: Terapi Berbasis Sel
Personalized Medicine: Pendekatan Menggunakan Terapi Berbasis Sel   Personalized medicine Personalized medicine menggunakan terapi berbasis ...
Stem cell untuk Kebotakan
Article
Atasi Kebotakan dengan Stem Cell
Pengobatan Menjanjikan Mengembalikan Rambut yang Hilang dengan Stem Cell dan Secretome Atasi kebotakan dengan stem ...
Article
Stem Cell untuk Jantung, Perkembangan Pengobatan untuk Serangan Jantung
Stem cell untuk jantung telah banyak diteliti, mengingat serangan jantung yang terjadi tanpa bisa diperkirakan ...
Scroll to Top