Gambar 1. Perbandingan Terapi sel Autologus dan Alogenik Sumber: SPE. 2020 (https://ispe.org/sites/default/files/styles/teaser_image/public/2021-10/1121_PE_SO_Amellem_01_0.jpg)

Autologous dan Allogenic Stem Cells: Bagaimana Perbandingan Hasil Terapi yang Lebih Unggul?

Autologous dan Allogenic Stem Cells menjadi perdebatan yang cukup menarik, pasalnya keduanya hingga saat ini masih sama-sama menjadi trend pengobatan inovatif yang banyak diteliti para klinisi di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi sel punca semakin menjadi sorotan sebagai pendekatan inovatif dalam pengobatan berbagai penyakit degeneratif dan kronis. Terapi ini menawarkan potensi besar untuk memperbaiki atau menggantikan jaringan tubuh yang rusak, sehingga memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi yang sulit disembuhkan melalui pengobatan konvensional. Dua jenis sel punca yang banyak digunakan dalam praktik klinis adalah Hematopoietic Stem Cell (HSC) dan Mesenchymal Stem Cell (MSC), yang masing-masing memiliki peran spesifik dalam pengobatan. HSC lebih banyak digunakan dalam pengobatan penyakit darah seperti leukemia dan limfoma, sementara MSC digunakan dalam terapi regeneratif seperti osteoarthritis, penyakit jantung, dan gangguan autoimun. Melalui pendekatan ini, terapi menjadi lebih luas jangkauannya dan memiliki potensi yang besar dalam membantu lebih banyak pasien. Seiring dengan hal tersebut, ProSTEM terus mengikuti perkembangan global di bidang ini dan berkomitmen untuk turut mendorong kemajuan terapi sel punca di Indonesia.

Gambar 1. Perbandingan Autologous dan Allogenic Stem CellsSumber: SPE. 2020 (https://ispe.org/sites/default/files/styles/teaser_image/public/2021-10/1121_PE_SO_Amellem_01_0.jpg)
Gambar 1. Perbandingan Autologous dan Allogenic Stem Cells Sumber: SPE. 2020 (https://ispe.org/sites/default/files/styles/teaser_image/public/2021-10/1121_PE_SO_Amellem_01_0.jpg)

Dalam penerapannya, terapi sel punca dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu autologous (menggunakan sel dari tubuh pasien sendiri) dan allogeneic (menggunakan sel dari donor). Pendekatan autologous dinilai lebih aman dari sisi imunologis karena berasal dari jaringan pasien itu sendiri, sehingga kecil kemungkinan terjadi penolakan. Namun, kualitas dan jumlah sel sering kali terbatas, terutama pada pasien usia lanjut atau yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Di sisi lain, pendekatan allogeneic memungkinkan penggunaan sel dari donor sehat dengan kualitas yang lebih stabil dan konsisten.

Terutama untuk MSC, yang memiliki tingkat imunogenisitas rendah, penggunaan lintas individu tetap aman dan efektif tanpa menimbulkan reaksi penolakan yang berarti.Pada terapi HSC, transplantasi allogeneic terbukti lebih efektif dalam beberapa kasus, terutama leukemia mieloid akut (AML), dengan tingkat kesembuhan mencapai 74,5%, lebih tinggi dibandingkan pendekatan autologous yang mencapai 66,7%. Namun, terapi allogeneic juga memiliki tantangan, seperti risiko penolakan imun (GVHD) dan kebutuhan akan pencocokan HLA yang tepat antara pasien dan donor1,2.

Sementara itu, pada terapi MSC, pendekatan autologous dianggap lebih aman dari risiko imunogenik, namun kualitas dan jumlah sel seringkali terbatas karena dipengaruhi oleh usia dan kondisi kesehatan pasien. Terapi MSC allogeneic menjadi solusi karena sel diambil dari donor sehat, memiliki kualitas lebih konsisten, dan MSC memiliki imunogenisitas rendah, sehingga dapat digunakan lintas individu tanpa menimbulkan reaksi penolakan yang signifikan. Hal ini membuat terapi MSC allogeneic semakin banyak digunakan dalam uji klinis di berbagai negara.

Dari sisi biaya, pendekatan autologous umumnya lebih ekonomis karena tidak memerlukan pencarian donor dan waktu perawatan yang lebih singkat. Sebaliknya, transplantasi allogeneic pada HSC membutuhkan proses yang lebih kompleks, namun menawarkan peluang kesembuhan yang lebih tinggi untuk beberapa jenis kanker darah. Sementara itu, terapi MSC allogeneic dinilai lebih efisien karena sel dapat diperbanyak secara in vitro dan digunakan dalam skala besar, menjadikannya pilihan yang hemat biaya dan mudah diakses untuk terapi regeneratif.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan penelitian global, penggunaan sel punca allogeneic khususnya MSC semakin meningkat, bahkan telah banyak digunakan dalam berbagai uji klinis internasional untuk mengatasi fibrosis paru, COVID-19, hingga penyakit inflamasi kronis.

ProSTEM, sebagai perusahaan terdepan di bidang pengolahan dan penyimpanan sel punca di Indonesia, terus berkomitmen untuk mendukung kemajuan terapi ini. Dengan menerapkan standar internasional dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini, ProSTEM menyediakan layanan pengolahan sel punca untuk pendekatan autologous dan allogeneic, sesuai kebutuhan klinis pasien. Komitmen ini diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas terhadap pengobatan regeneratif yang aman, efektif, dan terjangkau di Indonesia.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Deng, Y., & Wang, R. (2024). Randomized interventional effects for semicompeting risks, with application to allogeneic stem cell transplantation study. arXiv preprint, arXiv:2412.06114. https://doi.org/10.48550/arXiv.2412.06114
  2. Zhang, Y., Li, J., & Wang, H. (2024). Outcome of allogeneic hematopoietic stem cell transplantation in patients with AML. Journal of Hematologic Oncology, 17(2), 112–120. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC11503301/
  3. Moghimi, M., Rezaei, N., & Azizi, E. (2024). Estimating the lifetime medical cost burden of an allogeneic stem cell transplantation. Journal of Health Economics and Outcomes Research, 12(1), 45–52. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC11035010/

Informasi Lainnya

Berita
Bioteknologi dan Stem Cell: Daya Tarik Baru Investor di Dunia Kesehatan
Bioteknologi dan stem cell, dua hal baru yang tidak dapat dipisahkan ini merupakan perkembangan terbaru ...
Artikel
Pentingnya Sterility Testing pada Produk Berbasis Stem Cell
Pentingnya sterility testing, membuat Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) yang merupakan perusahaan terdepan di bidang pengolahan ...
Artikel
STEM CELL UNTUK PAD (PERIPHERAL ARTERY DISEASE)
Stem cell untuk PAD atau Peripheral Artery Disease telah diteliti di ProSTEM sejak tahun 2018. ...
Komplikasi akibat hipertensi
Artikel
Stem Cell, Inovasi Pengobatan Hipertensi
Stem Cell menjadi  Inovasi Pengobatan Hipertensi dimana penyakit tersebut merupakan penyakit penyerta yang cukup tinggi ...
Legalitas laboratorium stem cell di Indonesia
Artikel
Stem Cell untuk Autisme
Stem cell untuk autisme menjadi salah satu harapan besar bagi para penderita ASD. Autism Spectrum ...
Artikel
Peran Stem Cell Untuk Diabetic Foot Ulcer
Peran stem cell untuk diabetic foot ulcer tengah banyak dipelajari akhir-akhir ini karena mulai banyak ...
Let's chat on WhatsApp
Stelina

How can I help you? 

07:03