Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi Stem Cell

Banyaknya kasus penyakit degeneratif di dunia semakin memprihatinkan dan menuntut para klinisi dan peneliti untuk mencari solusi perawatan dan pengobatan apa yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut. Belakangan ini penggunaan stem cell (sel punca) sebagai pengobatan regeneratif semakin marak dilakukan pada beberapa penyakit degeneratif. Akan tetapi, efektivitas penggunaan stem cell tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi stem cell tersebut diantaranya :

  1. Tipe penyakit
    Terapi stem cell dapat dilakukan pada beberapa tipe penyakit dan efektifitasnya tergantung dari tingkat keparahan penyakit tersebut. Terapi stem cell pada tipe penyakit yang berbeda memiliki peran terapi yang berbeda pula. Pada tipe penyakit cacat bawaan trauma atau cedera, stem cell (sel punca) yang bersifat pluripoten dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang dibutuhkan. Stem cell pada penyakit kelainan sistem imun berperan dalam memberikan efek imunomodulator atau mengurangi inflamasi lokal dan juga pembentukan fibrosis. Selain itu, stem cell juga dapat mempengaruhi sinyal dalam tubuh sehingga membantu sel-sel imun bergerak menuju lokasi yang terluka. Pada penyakit degeneratif, stem cell berfungsi sebagai neuroproteksi, anti-apoptosis, anti-aging, dan berpotensi menstimulasi regenerasi jaringan endogenous (Liu et al., 2016).
  2. Sumber stem cell: autologus atau alogenik?
    Sumber stem cell (sel punca) yang digunakan dalam terapi juga mempengaruhi keamanan dan efektifitasnya. Stem cell (sel punca) yang berasal dari tubuh diri sendiri disebut sebagai autologus, sedangkan stem cell (sel punca) yang berasal dari tubuh donor atau orang lain disebut sebagai alogenik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung kebutuhan terapi penyakit yang dibutuhkan (Lee et al., 2017).
  3. Dosis sel
    Penyakit berbeda membutuhkan jumlah dosis sel yang berbeda pula. Hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan terapi. Seperti layaknya obat, pasti dibutuhkan adanya hubungan antara jumlah sel dengan berat badan pasien. Berdasarkan literatur, hingga saat ini belum ada kesepakatan antar peneliti mengenai jumlah dosis yang dibutuhkan (Silva et al., 2012).
  4. Rute administrasi
    Rute administrasi yang digunakan pada terapi stem cell (sel punca) tergantung pada tujuan terapinya. Stem cell (sel punca) dapat ditranplantasikan secara in vivo baik sistemik maupun lokal. Tranplantasi secara sistemik dapat dilakukan melalui intravena, intraperitoneal, dan penyuntikan intraventrikular, sedangkan tranplantasi secara lokal dilakukan langsung pada jaringan atau organ target dengan tujuan meningkatkan jumlah stem cell (sel punca) yang masuk (Liu et al., 2016).
  5. Waktu Penyuntikan
    Hingga saat ini waktu penyuntikan yang dapat mengoptimalkan efektivitas terapi stem cell (sel punca) masih belum jelas diketahui karena masih bervariasi tergantung kondisi setiap pasien. Pada prinsipnya proses penyembuhan jaringan atau organ terdiri dari 3 fase, yaitu fase injury atau luka (dalam hitungan jam), fase repair/perbaikan (dalam hitungan hari), dan fase remodelling / pembentukan kembali (dalam hitungan minggu) (Jarvinen et al., 2013). Hal tersebut mungkin dapat menjadi hal yang dipertimbangkan dalam menentukan waktu penyuntikan stem cell.

 

REFERENSI

  • Jarvinen TAH, Jarvinen M, Kalimo H. Regeneration of injured skeletal muscle after the injury. Muscles, Ligaments and Tendons Journal 2013; 3 (4): 337-345
  • Lee WYW & Wang B. Cartilage repair by mesenchymal stem cells: clinical trial update and perspectives. Journal of Orthopaedic Translation 2017; 9: 76-88
  • Liu S, Zhou J, Zhang X, Liu Y, Chen J, Hu B, Song J, Zhang Y. Strategies to optimize adult stem cell therapy for tissue regeneration. Int. J. Mol. Sci. 2016; 17, 982
  • Silva FDS, Almeida PN, Rettore JVP, Maranduba CP, Souza CMD. Toward personalized cell therapies by using stem cells: seven relevant topics for safety and success in stem cell therapy. Journal of Biomedicine and Biotechnology 2012; 12

Informasi Lainnya

Artikel
Personalized Medicine: Terapi Berbasis Sel
Personalized Medicine: Pendekatan Menggunakan Terapi Berbasis Sel   Personalized medicine Personalized medicine menggunakan terapi berbasis ...
Stem cell untuk Kebotakan
Artikel
Atasi Kebotakan dengan Stem Cell
Pengobatan Menjanjikan Mengembalikan Rambut yang Hilang dengan Stem Cell dan Secretome Atasi kebotakan dengan stem ...
Artikel
Stem Cell untuk Jantung, Perkembangan Pengobatan untuk Serangan Jantung
Stem cell untuk jantung telah banyak diteliti, mengingat serangan jantung yang terjadi tanpa bisa diperkirakan ...
Artikel
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya?
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya? Stem cell untuk rejuvenasi menjadi populer pasalnya ...
Bukti Klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy
Artikel
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus  Cerebral Palsy  Bukti klinis ...
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Artikel
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Stem Cell Mesenkimal Tali Pusat dan Sekretom dalam Penyembuhan Luka pada Kasus Junctional Epidermolisis Bullosa ...
Scroll to Top