Hepatitis sebagai Salah Satu Penyebab Sirosis Hati dan Potensi Stem Cell pada Pasien Sirosis Hati

Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan ini ditandai dengan meningakatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E dan G masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses , CMV , Herpes simplex , HIV , rubella ,varicella dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi , tuberkulosis , leptosvera. Faktor noninfeksi misalnya karena obat. Obet tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis.1 Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari asimtomatik sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari infeksi persisten subklinis sampai penyakit hati kronik progresif cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum ditemukan pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).2,3

Pada tahun 2013 Riskesdas melaporkan hasil prevalensi hepatitis di Indonesia sebesar 1,2%. Sekitar 20 % pasien hepatitis kronik berkembang menjadi sirosis.4 Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan infeksi virus hepatitis. Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia, virus hepatitis B merupakan penyebab tersering dari sirosis hepatis yaitu sebesar 40-50% kasus, diikuti oleh virus hepatitis C dengan 30-40% kasus, sedangkan 10-20% sisanya tidak diketahui penyebabnya dan termasuk kelompok virus bukan B dan C. Sementara itu, alkohol sebagai penyebab sirosis di Indonesia mungkin kecil sekali frekuensinya karena belum ada penelitian yang mendata kasus sirosis akibat alkohol.5

Sirosis adalah suatu keadaan penyakit yang menggambarkan stadium akhir peradangan pada sel hati yang berlangsung terus-menerus yang ditandai dengan perubahan bentuk hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat adanya nekrosis hepatoselular.5 Sirosis hepatis (SH) merupakan konsekuensi dari penyakit hati kronis yang ditandai dengan penggantian jaringan hati oleh fibrosis, jaringan parut dan nodul regeneratif (benjolan yang terjadi sebagai hasil dari sebuah proses regenerasi jaringan yang rusak) akibat nekrosis hepatoseluler, yang mengakibatkan penurunan hingga hilangnya fungsi hati.6

Terapi MSC sudah dilirik sejak lama sebagai terapi alternatif dari transplantasi hati. Injeksi sel punca mesenkimal alogenik aman dilakukan secara klinis, mampu memperbaiki fungsi hati dan tidak terdapat efek samping seperti tranplantasi organ.9 Sel tersebut memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sumber sel terapi lain. Kelebihan tersebut diantaranya yaitu mudah diisolasi dan kultivasi, potensi ekspansi tinggi, fenotip stabil, mampu memperbaharui diri, dapat berdiferensiasi menjadi berbagai garis keturunan sel seperti tulang, kartilago, lemak, pembuluh, otot, dan juga hepatosit. Sel tersebut juga dapat bermigrasi menuju daerah yang cedera sebagai respons terhadap adanya sinyal kerusakan pada suatu lokasi.7,8,9 Sel punca mesenkimal sebagai sel terapi mampu memodulasi sistem imun dan sekresi faktor trofik seperti faktor pertumbuhan dan sitokin. Selain itu, sel tersebut juga mampu menekan respon inflamasi, meningkatkan regenerasi hepatosit, mengurangi fibrosis hati serta memperbaiki fungsi hati.8

 

Gambar 1. Potensi peran sel punca mesenkimal pada sirosis10

Pengaruh sel punca mesenkimal terbagi menjadi dua mekanisme, yaitu sel dapat berdiferensasi menjadi sel yang menggantikan fungsi sel yang rusak. Mekanisme yang kedua yaitu sel mampu merespon sitokin inflamasi serta memperbaiki microenvironment dengan menghasilkan faktor imunoregulator yang mempengaruhi sel dendrit, sel B, sel T, dan makrofag.8  Meskipun mekanisme terapeutik sel sumsum tulang belakang, sel hemaotopoietik, dan sel punca mesenkimal belum sepenuhnya terkarakterisasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mekanisme terapetik sel punca mesenkimal untuk melakukan regenerasi sel hati lebih baik dibandingkan sumber sel terapi yang lain. Menurut Kim dkk. (2015), terapi sel punca mesenkimal pada pasien dengan penyakit hati kronis aman dan layak dilakukan karena tidak ada efek samping yang signifikan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, meskipun metode yang digunakan berbeda. Metode tersebut diantaranya yaitu dosis sel yang diinjeksi, sumber sel, rute masuk sel ke dalam tubuh, kemampuan homing sel, dan rancangan penelitian.9

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Dalimartha, S. (2008). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis. Jakarta: Penebar Swadaya.
  2. Sanityoso, A. 2009. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  3. Dienstag J.L., Isselbacher K.J.2008,Acute Viral Hepatitis. In: Eugene Braunwauld et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Edition,McGraw Hill.
  4. Duffour R.2006. Liver disease: Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. Elseiver Inc. Missouri. .p. 1777-1829
  5. Siti Nurdjanah. Sirosis Hepatis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata MK, Setiati S (eds). 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. Page 668-673.
  6. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia [Internet]. Jakarta: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia: 2010[cited 2014 August 15]. Available from:http://pphi-online.org
  7. Shi M, Zhang Z, Xu R, Lin H, Fu J et al. 2012.  Human mesenchymal stem cell transfusion is safe and improves liver function in acute-on-chronic liver failure patients. Stem Cells Transl Med. 1(10): 725-31.
  8. Tsuchiya A, Kojima Y, Ikarashi S, Seino S, Watanabe Y, Kawata Y et al.2017.  Clinical trials using mesenchymal stem cells in liver diseases and inflammatory bowel diseases. Inflammation and Regeneration. 37:16.
  9. Kim G, Eom YW, Baik SK, Shin Y, Lim YL, Kim MY et al. 2015. Therapeutic effects of mesenchymal stem cells for patients with chronic liver diseases: systematic review and meta analysis. J Korean Med Sci. 30: 1405-15.
  10. Eom YW, Kim G, Baik SK. 2015. Mesenchymal stem cell therapy for cirrhosis: present and future perspectives. World J Gastroenterol. 21(36): 10253-61.

Informasi Lainnya

Artikel
Personalized Medicine: Terapi Berbasis Sel
Personalized Medicine: Pendekatan Menggunakan Terapi Berbasis Sel   Personalized medicine Personalized medicine menggunakan terapi berbasis ...
Stem cell untuk Kebotakan
Artikel
Atasi Kebotakan dengan Stem Cell
Pengobatan Menjanjikan Mengembalikan Rambut yang Hilang dengan Stem Cell dan Secretome Atasi kebotakan dengan stem ...
Artikel
Stem Cell untuk Jantung, Perkembangan Pengobatan untuk Serangan Jantung
Stem cell untuk jantung telah banyak diteliti, mengingat serangan jantung yang terjadi tanpa bisa diperkirakan ...
Artikel
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya?
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya? Stem cell untuk rejuvenasi menjadi populer pasalnya ...
Bukti Klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy
Artikel
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus  Cerebral Palsy  Bukti klinis ...
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Artikel
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Stem Cell Mesenkimal Tali Pusat dan Sekretom dalam Penyembuhan Luka pada Kasus Junctional Epidermolisis Bullosa ...
Scroll to Top