Penelitian in vitro adalah metode eksperimen yang dilakukan di luar organisme hidup, biasanya dalam lingkungan laboratorium yang terkontrol seperti cawan petri atau tabung reaksi. Istilah “in vitro” berasal dari bahasa Latin yang berarti “dalam kaca”, merujuk pada praktik awal menggunakan wadah kaca untuk eksperimen semacam itu. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari sel, jaringan, atau molekul biologis secara terisolasi, sehingga memudahkan pengendalian variabel dan analisis mendalam terhadap mekanisme biologis tertentu. Contoh penerapan penelitian in vitro termasuk pengujian toksisitas senyawa kimia pada kultur sel, studi interaksi protein, dan fertilisasi in vitro (IVF) dalam teknologi reproduksi. Meskipun menawarkan kontrol eksperimental yang tinggi, hasil dari studi in vitro mungkin tidak selalu mencerminkan respons yang terjadi dalam organisme hidup secara keseluruhan, karena kompleksitas interaksi sistemik yang tidak terwakili dalam kondisi laboratorium. Oleh karena itu, temuan in vitro sering memerlukan verifikasi lebih lanjut melalui penelitian in vivo sebelum dapat diterapkan secara klinis.
ProSTEM mengembangkan penelitian mulai dari penelitian in-vitro sebagai dasar untuk lanjut pada penelitian in-vivo, penelitian preklinis hingga uji klinis. Penelitian in-vitro ini menjadi penelitian penagantar untuk pengembangan penelitian berbasis sel di ProSTEM untuk kemudian dikembangkan hingga uji klinis. Penelitian in-vitro di laboratorium ProSTEM memiliki keunggulan baik dari Sumber Daya Manusia ahli yang terkualifikasi, fasilitas canggih terbarukan serta pengembangan metode-metode terbaru yang lebih efektif dan efisien.
Referensi:
Mahony, C., Ashton, R. S., Birk, B., Boobis, A. R., & Cull, T. (2020). New ideas for non-animal approaches to predict repeated-dose systemic toxicity: Report from an EPAA Blue Sky Workshop. Regulatory Toxicology and Pharmacology, 112, 104611.
Zurlinden, T. J., Saili, K. S., Rush, N., Kothiya, P., & Judson, R. S. (2020). Profiling the ToxCast Library With a Pluripotent Human (H9) Stem Cell Line-Based Biomarker Assay for Developmental Toxicity. Toxicological Sciences, 174(1), 189-209.