Stem Cell menjadi Inovasi Pengobatan Hipertensi dimana penyakit tersebut merupakan penyakit penyerta yang cukup tinggi angka kejadiannya di seluruh dunia. Hipertensi arterial sistemik, hipertensi, atau yang sering dikenal dikalangan masyarakat sebagai penyakit darah tinggi adalah kondisi kronis yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi diatas atau sama dengan 130/80 mmHg. Kondisi ini merupakan faktor risiko dapat dimodifikasi terpenting untuk penyebab kematian di seluruh dunia.1,2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, satu dari tiga penduduk indonesia mengidap hipertensi dan angka ini terus naik dari tahun ke tahun. 3
Penyebab dan proses kerja hipertensi melibatkan banyak sistem tubuh dan sangat kompleks. Salah satu sistem yang terganggu adalah sistem neurohormonal, yaitu hiperaktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS). Hormon angiotensin II yang dihasilkan berlebih akan memicu penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi), sementara hormon aldosteron menyebabkan ginjal menahan air dan garam, sehingga volume darah meningkat. Kombinasi efek ini membuat tekanan darah melonjak naik. Selain itu, RAAS yang hiperaktif juga menyebabkan peradangan dan penebalan dinding pembuluh darah (vascular remodeling), yang semakin memperburuk aliran darah. 1,2,4
Hipertensi juga melibatkan disfungsi sistem vaskuler (pembuluh darah) melalui berkurangnya ketersediaan nitrat oksida, peradangan pembuluh darah dan stress oksidatif yang memicu penyempitan pembuluh darah yang pada akhirnya menyebabkan perubahan struktur pembuluh darah. Pembuluh darah penderita hipertensi dapat menjadi lebih tebal dan kaku yang seiring berjalanya waktu dapat lebih mudah rusak dibandingkan pembuluh darah yang sehat. Selayaknya jika pipa air menyempit dan berkarat, pompa air harus bekerja lebih keras, pembuluh darah yang sempit dan kaku akan meningkatkan beban kerja jantung. 2,4,5
Dalam jangka panjang dan tidak terkontrol, hipertensi dapat merusak organ-organ vital tubuh dan menyebabkan banyak komplikasi serius.6 Hipertensi menduduki peringkat nomor satu sebagai faktor risiko penyebab kematian dan kecacatan dunia karena dapat meningkatkan angka kejadian banyak penyakit fata. Penyakit fatal ini meliputi penyakit jantung koroner, serangan jantung, gagal jantung, stroke, fibrilasi atrium, dan penyakit arteri perifer, penyakit ginjal kronis, serta penurunan fungsi kognitif, sekaligus menjadi kontributor utama kematian dan disabilitas global dari semua penyebab.6,7
Komplikasi-komplikasi hipertensi yang serius menjunjukan perlunya terapi inovatif. Sel Punca Mesenkimal atau Mesenchymal Stem Cells (MSCs) merupakan sejenis sel punca yang dapat ditemukan di sumsum tulang, jaringan lemak, dan tali pusar. MSCs memiliki tiga karakteristik teraputik utama yaitu kemampuan bermigrasi ke jaringan yang rusak (homing capacity), efek antiradang/anti-inflamasi kuat, meningkatkan potensi regenarif sel-sel pembuluh darah dan merangsang perbaikan jaringan.8 MSCs menawarkan pendekatan yang baru dalam pengobatan hipertensi melalui ketiga mekanisme ini.

Terapi sel punca dan eksosom merupakan strategi pengobatan yang menjanjikan untuk pasien serangan jantung, kardiomiopati, atau gagal jantung. MSCs dapat merangsang regenerasi jaringan jantung dan meningkatkan fungsi jantung yang dapat menurun akibat hipertensi. Berbagai penelitian telah menunjukkan hasil yang baik dari terapi yang menggunakan MSCs, serta eksosom sel punca dan sudah ada beberapa uji klinis yang dilakukan. Namun saat ini, hasil dari uji coba klinis menunjukkan efektivitas terapi ini masih tergolong sedang. 9,10
Meskipun sudah banyak studi yang membuktikan penggunaan MSCs dalam pengobatan komplikasi hipertensi kardiovaskuler, penelitian dalam penggunaan MSCs dalam pengobatan hipertensi masih terbatas. Beberapa studi menemukan bahwa sel punca dapat menurunkan tekanan darah pada tikus hipertensi.11,12 Studi pada tahun 2015 menunjukan MSCs dapat menuruhkan tekanan darah arterial sebanyak 10-20 mmHg pada tikus hipertensi. Efek ini berjangka panjang dan tampaknya disebabkan oleh perbaikan fungsi lapisan dalam pembuluh darah.11 Terapi sel punca dalam konteks penyakit kardiovaskuler, seperti yang disebutkan sebelumnya banyak berfokus pada regenerasi jaringan jantung dan pembuluh darah yang rusak. Mengingat bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, pendekatan ini bersifat prefentif.
Studi paling baru pada tahun 2024 mendukung penemuan ini. Studi ini menemukan bahwa MSCs dapat menuruhkan tekanan darah tikus hipertensi setelah pemberian MSCs melalui injeksi. Selain itu, studi baru ini menemukan mekanisme yang unik dimana MSCs dapat melepaskan glutamat dan merangsang saraf limpa yang memicu rangkaian reaksi hingga menghasilkan lebih banyak senyawa asetilkolin. Asetilkolin merupakan zat yang dikeluarkan tubuh secara alami seingga menyababkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah. Temuan ini membuka pintu bagi terapi hipertensi yang lebih efektif, khususnya untuk kasus resisten obat.12
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, terapi berbasis MSCs menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam pengobatan hipertensi melalui berbagai mekanisme unik, mulai dari perbaikan fungsi vaskular hingga efek neuromodulator melalui interaksi dengan saraf limpa. Meskipun hasil studi praklinis pada model hewan sangat menjanjikan, tantangan utama masih terletak pada translasi temuan ini ke aplikasi klinis pada manusia. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis terkontrol dengan desain yang ketat, masih sangat diperlukan untuk memvalidasi efektivitas MSCs pada manusia. Dengan terus berkembangnya pemahaman tentang mekanisme kerja MSCs dan penyempurnaan teknologi produksi sel punca, terapi ini berpotensi menjadi alternatif revolusioner, khususnya untuk kasus hipertensi resisten yang tidak responsif terhadap terapi konvensional.
Referensi:
- Oparil S, Acelajado MC, Bakris GL, Berlowitz DR, CÃfková R, Dominiczak AF, et al. Hypertension. Nat Rev Dis Primer. 2018 Mar 22;4:18014.
- Harrison DG, Coffman TM, Wilcox CS. Pathophysiology of Hypertension. Circ Res. 2021 Apr 2;128(7):847–63.
- Laporan nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019. 628 p.
- Harrison DG, Coffman TM, Wilcox CS. Pathophysiology of Hypertension – the Mosaic Theory and Beyond. Circ Res. 2021 Apr 2;128(7):847–63.
- Glazier JJ. Pathophysiology, Diagnosis, and Management of Hypertension in the Elderly. Int J Angiol Off Publ Int Coll Angiol Inc. 2022 Nov 29;31(4):222–8.
- Zhou B, Perel P, Mensah GA, Ezzati M. Global epidemiology, health burden and effective interventions for elevated blood pressure and hypertension. Nat Rev Cardiol. 2021 Nov;18(11):785–802.
- Health Threats from High Blood Pressure [Internet]. www.heart.org. [cited 2025 Apr 25]. Available from: https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threats-from-high-blood-pressure
- Lou S, Duan Y, Nie H, Cui X, Du J, Yao Y. Mesenchymal stem cells: Biological characteristics and application in disease therapy. Biochimie. 2021 Jun 1;185:9–21.
- Bakinowska E, Kiełbowski K, Boboryko D, Bratborska AW, Olejnik-Wojciechowska J, Rusiński M, et al. The Role of Stem Cells in the Treatment of Cardiovascular Diseases. Int J Mol Sci. 2024 Jan;25(7):3901.
- Bagno L, Hatzistergos KE, Balkan W, Hare JM. Mesenchymal Stem Cell-Based Therapy for Cardiovascular Disease: Progress and Challenges. Mol Ther. 2018 Jul 5;26(7):1610–23.
- de Oliveira LF, Almeida TR, Ribeiro Machado MP, Cuba MB, Alves AC, da Silva MV, et al. Priming Mesenchymal Stem Cells with Endothelial Growth Medium Boosts Stem Cell Therapy for Systemic Arterial Hypertension. Stem Cells Int. 2015;2015:685383.
- Zhang Z, Huang W, Zhang X, Wang Z, Xie M, Xie B, et al. Human iPSC-derived mesenchymal stem cells relieve high blood pressure in spontaneously hypertensive rats via splenic nerve activated choline acetyltransferase-positive cells. Sci China Life Sci. 2025 Feb 1;68(2):502–14.