Acute Myocardial Infarction atau infark miokard adalah istilah medis untuk serangan jantung yaitu penyumbatan aliran darah di arteri koroner secara tiba-tiba. Infark miokard terjadi akibat nekrosis pada miokardium karena kurangnya pasokan oksigen ke jantung yang tidak dapat disuplai oleh arteri koroner. Jika penyumbatannya parah, jantung bisa berhenti berdetak. Hal ini ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang dapat menjalar ke bahu, lengan, punggung, leher, atau rahang (Khadse et al.,2020). Berbagai agen farmakologis telah terbukti mengurangi angka kematian dini dan mengurangi risiko serangan jantung lebih lanjut. Namun, pada kasus infark area yang luas, pengobatan lain untuk regenerasi sel yang rusak setelah MI sangat diperlukan.
Terapi sel telah muncul sebagai strategi alternatif yang menjanjikan untuk regenerasi sel jantung. Alasan pemberian terapi sel setelah infark miokard akut (AMI) berasal dari asumsi bahwa mengingat kurangnya regenerasi pada jaringan jantung yang terluka, sel-sel tersebut diharapkan mampu menggantikan atau memperbaiki kerusakan pembuluh darah dan jaringan jantung (Fisher et al. ., 2015).
Meta-analisis terapi sel punca pada MI dan kardiomiopati iskemik kronis (ICM) menggunakan sel induk autologus menunjukkan hasil yang menjanjikan sehubungan dengan peningkatan fungsi LV regional dan global, neovaskularisasi, dan ukuran infark (Amado et al., 2005; Santoso et al., 201). Umbilical Cord-Mesenchymal Stem Cell (UC-MSC) dianggap lebih efisien, mudah diperoleh, dan dikultur, serta sedikit sel yang mengalami penuaan. Beberapa penelitian praklinis telah menunjukkan bahwa UCMSC mengekspresikan molekul spesifik jantung, memungkinkan mereka untuk dengan mudah berdiferensiasi menjadi sel mirip kardiomiosit dan sel endotel secara in vitro. Efek parakrin yang diberikan oleh UC-MSC juga dapat meningkatkan regenerasi pembuluh darah dan perlindungan kardiomiosit (Bartolucci et al., 2017). Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan nomor surat lolos kaji etik: Ket-302/UN2.F1/ETIK/PPM.00.02/2023.
ProSTEM bekerja sama dengan dr. Dede Moeswir Sp.PD-KKV, FINASIM, FAPSC, FSCAI untuk melakukan uji klinis untuk melihat potensi stem cell untuk terapi pengobatan Acute Myocardial infarction.
Referensi
- Amado, L. C., Saliaris, A. P., Schuleri, K. H., St. John, M., Xie, J. S., Cattaneo, S., … & Hare, J. M. (2005). Cardiac repair with intramyocardial injection of allogeneic mesenchymal stem cells after myocardial infarction. Proceedings of the National Academy of Sciences, 102(32), 11474-11479.
- Bartolucci, J., Verdugo, F. J., González, P. L., Larrea, R. E., Abarzua, E., Goset, C., … & Khoury, M. (2017). Safety and efficacy of the intravenous infusion of umbilical cord mesenchymal stem cells in patients with heart failure: a phase 1/2 randomized controlled trial (RIMECARD trial [randomized clinical trial of intravenous infusion umbilical cord mesenchymal stem cells on cardiopathy]). Circulation research, 121(10), 1192-1204.
- Fisher, S. A., Zhang, H., Doree, C., Mathur, A., & Martin-Rendon, E. (2015). Stem cell treatment for acute myocardial infarction. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2015(9). https://doi.org/10.1002/14651858.CD006536.pub4
- Khadse Neha A., Anjali Mahendra Wankhade, and Ajit G Gaiki. 2020. Myocardial Infraction: Etiology, Risk Factors, Pathophysiology, Diagnosis and Management. Am J Pharma Tech 10(01) 2249-3387 http://dx.doi.org/10.46624/ajptr.2020.v10.i1.014
- Santoso, T., Irawan, C., Alwi, I., Aziz, A., Kosasih, A., Inggriani, S., … & Lison, L. (2011). Safety and feasibility of combined granulocyte colony stimulating factor and erythropoietin based-stem cell therapy using intracoronary infusion of peripheral blood stem cells in patients with recent anterior myocardial infarction: one-year follow-up of a phase 1 study. Acta Med Indones, 43(2), 112-121.