Cerebral palsy (CP) adalah kelainan gerakan dan postur yang dihasilkan dari lesi nonprogresif atau kerusakan otak yang belum matang. Ini adalah penyebab utama kecacatan pada anak usia dini. Penyebab paling umum dari CP adalah cedera otak hipoksia-iskemik (kekurangan oksigen), periventricular leukomalacia atau periventricular dan/atau perdarahan parenkim yang terjadi pada tahun pertama kehidupan. Darah tali pusat (DTP) disarankan sebagai metode terapi untuk CP yang dihasilkan dari studi hewan. Sejak pertama digunakan pada penderita anemia oleh Fanconi pada tahun 1988, DTP telah banyak digunakan sebagai sumber sel punca hematopoietik. DTP juga telah diberikan kepada anak-anak dengan gangguan metabolisme yang melibatkan disfungsi serebral. Sel-sel punca di DTP juga efektif melawan berbagai penyakit neurologis. Sel punca termasuk dalam DTP diharapkan untuk mengerahkan keberhasilan terapi untuk pemulihan fungsional[1,2,3].

Uji kliinis yang telah dilakukan oleh dokter Konstantinos et al. (2011), menunjukkan bahwa penggunaan DTP secara autologus dengan dosis granulocyte colony stimulating factor (G-CSF) yang rendah dapat layak dan aman dalam memperbaiki fungsional pada anak-anak penderita CP[4]. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan sel punca dari darah tali pusat memilki potensi dan aman digunakan oleh penderita CP.

 

Referensi

  1.  https://clinicaltrials.gov/show/NCT01193660
  2. Min K et al. 2013. Umbilical Cord Blood Therapy Potentiated with Erythropoietin for Children with Cerebral Palsy: A Double-blind, Randomized, Placebo-Controlled Trial. STEM CELLS; 31: 581-591.
  3. Bax et al. 2005. Proposed definition and classification of cerebral palsy. Dev Med Child Neurol, 47(8); 571-576.
  4. Konstantinos et al. 2011. Safety and feasibility of autologous umbilical cord blood transfusion in 2 toddlers with cerebral palsy and the role of low dose granulocyte-colony stimulating factor injections. Restorative Neurology and Neuroscience, 29; 17-22.