Diabetic Foot Ulcer (Luka Kaki akibat Diabetes)

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan jumlah dari penderita diabetes akan meningkat dari 171 juta orang pada tahun 2000 sampai 366 juta di tahun 2030 dan kebanyakan di negara-negara berkembang. Pada tahun 2007, sekitar 6% dari warga Indonesia yang tinggal di perkotaan menderita penyakit diabetes dan dua dari ketiganya tidak mengetahui bahwa mereka terkena diabetes. Oleh karena itu, Indonesia menjadi negara ke-7 dengan penderita diabetes terbesar di seluruh dunia[1].

Penderita Diabetes Melitus (DM) sebagian besar mengalami komplikasi dan salah satu yang terburuk dari 15% penderita DM adalah infeksi pada kaki. Diabetic Foot Ulcer (DFU) merupakan luka kompleks dan kronis yang dalam waktu panjang berdampak pada kesehatan, kematian dan kualitas hidup pasien (cacat karena amputasi). Sekarang ini di negara UK, sekitar 5-7% orang dengan penyakit diabetes telah menderita Diabetic Foot Ulcer (DFU) dan sekitar 25% penderita diabetes akan mengalami DFU selama sisa hidupnya. Komplikasi kaki juga tinggi pada pasien diabetes di Asia. Oleh sebab itu diperlukan pengobatan yang tepat untuk menanganinya[2,3,4].

Standar pengobatan untuk DFU secara idealnya diberikan berbagai penanganan dengan mengontrol kadar gula darah, pengobatan luka, pembalutan kaki, pengontrolan infeksi dengan antibiotik yang tepat dan manajemen komordibitas. Walaupun banyak kemajuan baru dalam manajemen luka, lebih dari 50% dari luka yang kronis masih gagal untuk disembuhkan [2,5].

Sekarang ini telah banyak penyakit regeneratif yang diobati dengan stem sel. Berdasarkan penelitian, penggunaan stem sel sebagai obat regeneratif terus mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012 dan kemungkinan meningkat sampai saat ini[6]. Pengobatan regeneratif khususnya pada luka kaki sudah dilakukan menggunakan stem sel yaitu dengan menanamkan stem sel pada luka dan hasilnya dari 5 pasien yang mengikuti terapi, dalam jangka waktu tiga bulan luka tersebut pulih tanpa ada efek samping terhadap sistem tubuh lainnya[5].

 

Referensi:

  1. Widyahenning IS, et al. 2014. Awareness, agreement, adoption and adherence to type 2 diabetes mellitus guidelines: a survey of Indonesian primary care physicians. BioMed Central Family Practice. 15:72.
  2. Singh S, et al. 2013. Diabetic Foot Ulcer – Diagnosis and Management. Clinical Research on Foot and Ankle. 1:120.
  3. Chadwick P, et al. Best Practice Guidelines: Wound Management in Diabetic Foot Ulcer. Wounds International. London, UK.
  4. Ramachandran A, et al. 2012. Trends in prevalence of diabetes in Asian countries. Wolrd Journal of Diabetes. 15; 3(6): 110-117.
  5. Viswanathan C, et al. 2013. Role of combination cell therapy in non-healing diabetic ulcers in patients with severe peripheral arterial disease – a preliminary report on five case. The Journal of Diabetic Foot Complications. 5(1): 1-14.
  6. Nakatsuji N, E Marcus and D Sweet. 2013. Elsevier B.V All rights reserved. Stem cell research: Trends and Prespectives on the Evolving International Landscape.

Informasi Lainnya

Artikel
Jaminan Mutu Terhadap Produk Stem Cell, Cell dan Turunannya
Produk sel punca banyak digunakan dalam usaha terapi pengobatan penyakit maupun kegiatan penelitian. Dalam menjamin ...
Loker Finance Jakarta
Artikel
Perkembangan Riset Sel Punca Didunia dan di Indonesia
Walaupun telah ditemukan sejak tahun 1998, baru sekitar 10 tahun belakangan ini perkembangan riset sel ...
Artikel
Parameter Pemeriksaan Untuk Quality Control Pada Mescpro dan Usepro
Dalam usaha menjaga serta menjamin kualitas produk USEPro dan MeSCPro, suatu quality control terstandarisasi perlu ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Jika Anda pernah mengenal penyakit paru menahun maka Anda akan familiar dengan Penyakit Paru Obstruktif ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell Pada Penderita Brain Injury
Brain injury atau yang disebut dengan cedera otak traumatic (TBI) merupakan gangguan multifaset yang menjadi ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell Pada Disfungsi Ereksi
Disfungsi Ereksi (DE) merupakan masalah kesehatan pria, yang menyebabkan dampak psikososial dan beban kesehatan yang ...
Scroll to Top