Perkembangan stem cell di Dunia saat ini telah berkembang pesat. Stem cell merupakan sel yang mampu memperbaiki sel-sel rusak dalam tubuh. Oleh karena kemampuannya tersebut, saat ini stem cell banyak disimpan dan digunakan sebagai pengobatan alternatif. Bank jaringan pertama di dunia didirikan oleh Dr. George Hyatt pada tahun 1949 di Amerika yang terkenal dengan US Navy Tissue Bank. Kemudian berkembang ke Benua Eropa dan seluruh dunia. Di Asia-Pasifik, bank jaringan mulai di  Burma tahun 1980 dan Thailand tahun 1984. Di Indonesia baru resmi dibuka awal tahun 1990 dengan tiga pusat bank jaringan yaitu di Batan Jakarta, RS Soetomo Surabaya dan RS DR M Jamil Padang.1 Saat ini di Indonesia sudah terdapat 11 Rumah Sakit yang menjadi tempat pelayanan stem cell yaitu:2

  1. RS Dr. Cipto Mangunkusumo
  2. RS Dr. Soetomo
  3. RS Dr. M. Djamil, Padang
  4. RS Jantung Harapan Kita, Jakarta
  5. RS Fatmawati
  6. RS Kanker Dharmais
  7. RS Persahabatan
  8. RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung
  9. RS Dr. Sardjito, Yogyakarta
  10. RS Dr. Karyadi, Semarang
  11. RS Sanglah, Bali

Adapun perusahaan swasta yang melayani penyimpanan dan pengolahan stem cell dan telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 dan 50 tahun 2012 yaitu, PT Prodia StemCell (ProSTEM) Indonesia. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui bahwa di negaranya sendiri sudah mengembangkan stem cell. Bahkan sudah ada pasien yang berhasil diobati menggunakan stem cell, yaitu dari RS Cipto Mangunkusumo sebanyak 43 pasien telah dilakukan terapi stem cell untuk penderita jantung dan sebanyak 19 penderita Anterior Myocardial Infraction (AMI) menggunakan stem cell berasal dari darah tepi yang telah dipublikasi melalui Jurnal Acta medica Indonesiana pada April 2011 dan sebanyak 25 penderita gagal jantung menggunakan sumber stem cell dari sumsum tulang yang telah dipublikasi melalui Journal of Cardiovascular Translation Research tahun 2014. Terapi lainnya yang telah dilakukan di RSCM adalah pengobatan pada 3 pasien penderita kaki diabetes dan 5 pasien luka bakar parah, yang mana telah menunjukkan hasil terapi yang baik.3

Selain itu, pelayanan berbasis penelitian dari RS dr Soetomo dilakukan oleh Pusat Kedokteran Regeneratif dan Stem Cell, tecatat sudah ada 379 pasien yang melakukan terapi stem cell dengan berbagai jenis penyakit, diantaranya kasus yang banyak ditangani yaitu diabetes melitus sebanyak 99 kasus, penyakit nyeri sendi pada lutut sebanyak 40 kasus, stroke 30 kasus, jantung 12 kasus serta sebanyak 198 kasus lainnya pada penyakit hati, saraf dan penyakit-penyakit darah berbahaya. Tingkat perbaikan dari penyakit diabetes melitus dengan terapi stem cell ini yaitu 30-100%, pada pasien penderita nyeri sendi lutut perbaikannya mencapai 60-70% dan pada pasien stroke mencapai rata-ratanya 50% serta untuk uji klinis penggunaan stem cell pada pasien penyakit jantung tingkat keberhasilannya antara 60-80%.3

Keberhasilan penggunaan stem cell dari ke dua Rumah Sakit tersebut mungkin hanya sebagian contoh yang dapat dilaporkan. Masih banyak lagi di luar sana yang telah melakukan terapi dengan stem cell ini. Maka apakah masih diragukan untuk menyimpan stem cell sebagai perlidungan terhadap kesehatan kita?

 

Referensi:

  1. Supplemen Majalah Kedokteran Andalas. Vol. 37. No.Supl.1. Maret 2014.
  2. Permenkes No. 32 Tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca.
  3. Konsorsium Pengembangan Sel Punca dan Jaringan. 2015.