Diabetes melitus penyebab kematian nomor 6 di dunia.

Sebuah survei terbaru menunjukkan, bahwa saat ini ada sekitar 400 juta penderita diabetes, dan diperkirakan pada tahun 2035, jumlah penderita diabetes akan meningkat menjadi sekitar 600 juta orang. Bahaya diabetes tidak hanya terletak pada diabetes itu sendiri, tetapi juga pada komplikasinya. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf, mengakibatkan impotensi dan kaki diabetic; kerusakan ginjal, gagal ginjal; kerusakan mata yang dapat menyebabkan kebutaan; kerusakan pembuluh darah besar, yang menyebabkan stroke, serangan jantung dan sebagainya.

Diabetes merupakan penyakit metabolisme tubuh yang banyak dialami masyarakat di Indonesia bahkan di dunia. Penderita diabetes mengalami keadaan dimana glukosa darah lebih tinggi dari nilai standar untuk waktu yang lama. Gejala khas dari penderita diabetes yaitu “3 banyak 1 sedikit”, makan banyak, minum banyak, urine banyak, dan berat badan turun. Seiring dengan semakin lamanya gejala tesebut muncul, diabetes dapat menyebabkan kerusakan kronis pada jaringan dan organ serta gangguan fungsional, seperti kerusakan mata, ginjal, saraf, pembuluh darah, jantung dan organ-organ lainnya. Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang paling sering muncul akibat diabetes karena perubahan vaskular neurologis, menyebabkan pembusukan bernanah yang membutuhkan amputasi untuk menyelamatkan nyawa.

Terdapat beberapa jenis diabetes, diataranya diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional. Pada diabetes tipe 1 yang biasa dikenal sebagai Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) terjadi pada anak-anak karena gangguan autoimun. Hal tersebut menyebabkan kurangnya sekresi insulin sedingga membutuhkan terapi insulin jangka panjang untuk mempertahankan hidup. Lebih sering terjadi pada anak-anak atau usia muda di bawah 30 tahun. Diabetes Tipe 2 atau noninsulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau diabetes dewasa. Tubuh dapat memproduksi insulin, namun karena sekresi insulin yang dihasilkan kurang atau mengalami kecacatan (resistensi insulin), sehingga menyebabkan kadar gula darah naik. Banyak terjadi pada kalangan usia 40 tahun ke atas dan lansia. Diabetes Gestational muncul saat timbul selama kehamilan. Pada masa kehamilan, sang ibu menghasilkan lebih banyak hormon yang kondusif untuk kesehatan janin, hormon-homron ini dapat menghambat fungsi insulin, sehingga minimbulkan resistensi insulin dan menyebabkan diabetes.

Pengobatan konvensional meliputi obat-obatan, terapi diet makanan dan terapi latihan. Pengobatan konvensional hanya mengendalikan kondisi pasien untuk sementara, tidak dapat menyembuhkan diabetes. Mengkonsumsi obat atau suntikan insulin dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping yang besar pada tubuh, merusak fungsi ginjal dan fungsi hati, menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Menggunakan kemampuan stem sel yang dapat memperbaharui diri tanpa batas untuk meningkatkan jumlah sel ? pankreas, memperbaiki sel-sel islet yang mengalami penuaan atau mati, kemudian menurunkan kadar glukosa darah dan mengobati diabetes dari akarnya.

KELEBIHAN TERAPI STEM CELL UNTUK DIABETES

  1. Mengobati Diabetes Dari Akarnya

Metode Stem Cell dapat meningkatkan jumlah sel ? pankreas, mencegah penurunan fungsi sel ? dan secara maksimal menyelamatkan dan memulikan fungsi sel islet. Mengobati diabetes dari akarnya, secara efektif mencegah munculnya komplikasi serius, seperti kaki diabetik.

  1. Aman dan Terpercaya

Terapi Stem Cell sebelumnya wajib melalui berbagai tes yang ketat, seperti tes anti- resistensi, penginduksian secara terarah, kemampuannya menjaga kestabilan dan serangkaian tes keamanan, dengan tujuan untuk menjamin keamanan dan kesterilan stem sel, serta tanpa efek samping.

  1. Proses Pengobatan Relatif Singkat

Selama proses berlangsung akan dilakukan pengontrolan kadar kekentalan glukosa pasien, mengurangi jumlah penggunaan insulin secara bertahap, sehingga pasien dapat terlepas dari jeratan diabetes

 HASIL TERAPI STEM CELL PADA KASUS DIABETES

  • Penurunan kadar gula darah
  • Gejala lelah berkurang
  • Perbaikan nafsu makan, pola tidur dan rona wajah
  • Peningkatan sistem kekebalan tubuh
  • Standar darah kembali normal
  • Memperbaiki gangguan gizi buruk dan gangguan nutrisi
  • Mengurangi risiko komplikasi “kaki diabetik”

 Stem cell adalah sel induk yang dapat menghasilkan sel sel baru. Stem cell ini dapat berkembang biak di suatu media dan berproduksi sendiri. Untuk terapi diabetes, stem cell ini akan mengganti sel-sel yang rusak di dalam pankreas. Seperti kita ketahui Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit dimana terjadi resistensi insulin pada jaringan jaringan tubuh sehingga gula dalam darah semakin lama semakin bertambah karena tidak digunakan dan jaringan-jaringan dalam tubuh menjadi rusak karena kekurangan makanan. Stem cell selain dapat menghasilkan sel-sel yang baru dan mengganti sel-sel yang rusak, stem cell memiliki efek menurunkan inflamasi dimana pada diabetes mellitus tipe 2 terdapat komponen-komponen inflamasi yang tinggi sehingga apabila kita menurunkan inflamasi makan sel yang ada di dalam pankreas dapat berkerja kebih baik dan dapat mengatasi resistensi insulin.

Dari beberapa penilitian yang telah dilakukan, belum ditemukan adanya efek samping atau reaksi yang merugikan dari terapi stem cell ini. Terapi stem cell ini selain dapat digunakan pada penyakit diabetes, dapat dilakukan pada penderita anemia bulan sabit ataupun gagal ginjal.