9 Hal yang Harus Diketahui Tentang Terapi Sel Punca (Part II)

Melanjutkan pembahasan sebelumnya terkait sembilan hal yang perlu diketahui tentang terapi sel punca, dengan harapan setiap orang lebih memahami potensi dan keterbatasan sel punca saat ini, serta melihat beberapa kesalahan informasi yang beredar luas oleh klinik yang menawarkan perawatan atau pengobatan yang belum terbukti. Berikut ini adalah poin-poin pembahasan lainnya:

  1. Ilmu pengetahuan terkait penyakit seharusnya sesuai dengan ilmu pengetahuan terkait pengobatan

Semakin banyak informasi tentang penyebab dan efek dari suatu penyakit, semakin baik juga mencari informasi terkait pengobatan yang terbaik. Misalnya saja, jika penderita kanker darah, memilih transplantasi dengan sel punca hematopoetik yang berperan sebagai pembentuk darah masih masuk akal. Tetapi, jika penderita diabetes, menerima pengobatan sel punca hematopoetik tidak masuk akal, karena masalah penderita diabetes terletak di pankreas bukan di dalam darah itu sendiri. Tanpa manipulasi signifikan dan hati-hati di laboratorium, sel punca jaringan tertentu tidak menghasilkan jenis sel yang ditemukan di luar jaringan mereka.

  1. Sel dari tubuh sendiri tidak secara otomatis aman ketika akan digunakan dalam terapi

Sistem imun secara teori tidak akan menyerang sel-sel yang berasal dari tubuh sendiri jika digunakan dalam terapi. Penggunaan sel yang berasal dari tubuh sendiri dikenal dengan istilah terapi autologus. Bagaimanapun, jika sel yang diperoleh, ditumbuhan dan dimasukkan kembali ke dalam tubuh memungkinkan membawa resiko tertentu, misalnya saja:

– Setiap kali sel yang dikeluarkan dari dalam tubuh, memiliki resiko adanya kontaminasi virus, bakteri maupun patogen lain yang dapat membawa penyebab penyakit ketika dimasukkan kembali ke tubuh.

– Adanya manipulasi sel di klinik memungkinkan adanya gangguan fungsi normal dari sel, termasuk dalam proses pengaturan pertumbuhan sel

– Bagaimanapun dan dimanapun sel yang dimasukkan kembali ke dalam tubuh, terkadang beberapa klinik memasukkan sel di lokasi sel yang secara normal tidak ada dan tidak termasuk di sistemtubuh tersebut.

  1. Testimoni dari pasien dan metode pemasaran yang dilakukan klinik mungkin menyesatkan

Terkadang sulit membedakan antara uji klinis yang bertanggung jawab yang dilakukan oleh dokter dan klinik yang menjual terapi yang belum terbukti. Namun, salah satu pembeda umum adalah cara pemasaran terapi. Kebanyakn dokter spesialis menerima pasien rujukan, sedangkan klinik yang menjual terapi sel punca memasarkan secara langsung ke pasien (misalnya melalui Internet, sosial media dan iklan), menggunakan bahasa persuasif dan terkadang melebih-lebihkan manfaat dari penawaran yang dilakukan.

  1. Terapi percobaan yang ditawarkan untuk dijual tidak sama dengan uji klinik

Kenyataan bahwa suatu prosedur adalah penelitian yang tidak secara otomatis termasuk daalam penelitian maupun uji klinik. Uji klinik yang bertanggung jawab membagikan beberaoa info penting:

– uji klinik yang dilakukan memiliki preclinical data sendiri, penelitian laboratorium berbasis pada sel, jaringan dan hewan, dimana mengindikasikan terapi yang diuji aman dan efektif

– pengawasan dilakukan oleh komite etik medis yang independen untuk melindungi hak-hak peserta uji klinik

– kesesuaian peraturan yang diperlukan, termasuk daftar registrasi uji klinik yang diakui

– sebuah struktur dirancang untuk menjawab pertanyaan yang spesifik tentang terapi baru atau cara baru penggunaan terapi saat ini (hasilnya biasanya dibandingkan dengan pasien dari kelompok kontrol yang tidak menerima uji klinik terapi)

– biasanya dari terapi yang baru dan monitoring tidak ditanggung oleh peserta uji klinik

  1. Proses dimana ilmu pengetahuan menjadi obat dirancang untuk meminimalkan bahaya dan memaksimalkan efektivitas

Proses yang dilakukan meliputi banyak tahap untuk menerjemahkan ilmu pengetahuan menjadi metode terapi yang aman dan efektif. Selama proses ini, peneliti mungkin menemukan bahwa pendekatan yang dijanjikan di laboratorium, tidak bekerja pada hewan coba, atau mungkin bekerja pada hewan coba, dan tidak bekerja pada manusia. Peneliti mungkin menemukan terapi yang efektif untuk penyakit tertentu atau luka pada manusia, tetapi terapi tersebut juga membawa dampak yang tidak dapat diterima.

Oleh karena itu, penelitian terus dilakukan untuk meminimalkan bahaya dan memaksimalkan efektivitas dari terapi. Diharapkan juga semua orang lebih teliti dan tidak mudah percaya dengan penawaran terapi sel punca yang belum terbukti.

 

Referensi

International Society for Stem Cell Research (ISSCR). 2015. Nine Things To Know About Stem Cell Treatments. http://www.closerlookatstemcells.org.

Informasi Lainnya

Artikel
Jaminan Mutu Terhadap Produk Stem Cell, Cell dan Turunannya
Produk sel punca banyak digunakan dalam usaha terapi pengobatan penyakit maupun kegiatan penelitian. Dalam menjamin ...
Loker Finance Jakarta
Artikel
Perkembangan Riset Sel Punca Didunia dan di Indonesia
Walaupun telah ditemukan sejak tahun 1998, baru sekitar 10 tahun belakangan ini perkembangan riset sel ...
Artikel
Parameter Pemeriksaan Untuk Quality Control Pada Mescpro dan Usepro
Dalam usaha menjaga serta menjamin kualitas produk USEPro dan MeSCPro, suatu quality control terstandarisasi perlu ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Jika Anda pernah mengenal penyakit paru menahun maka Anda akan familiar dengan Penyakit Paru Obstruktif ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell Pada Penderita Brain Injury
Brain injury atau yang disebut dengan cedera otak traumatic (TBI) merupakan gangguan multifaset yang menjadi ...
Artikel
Potensi Terapi Stem Cell Pada Disfungsi Ereksi
Disfungsi Ereksi (DE) merupakan masalah kesehatan pria, yang menyebabkan dampak psikososial dan beban kesehatan yang ...
Scroll to Top