Penggunaan sel punca autologous (dari diri sendiri untuk diri sendiri) telah banyak dilakukan dalam terapi karena memiliki kelebihan proses penolakan minimal oleh tubuh. Akan tetapi dikarenakan jumlah serta kualitas sel yang terbatas, banyak peneliti beralih pada penelitian sel punca yang bersifat allogenik (yang berasal dari individu yang berbeda). Dalam proses penggunaan sel punca allogenik ini perlu dilakukan pemeriksaan HLA-DR untuk meminimalisasi penolakan yang terjadi oleh resipien. Dalam kesempatan di kongres ISCT ke-20, Mary Horowitz dari Amerika menjelaskan bahwa transplantasi allogenic telah banyak dilakukan di Amerika bagian Utara. Penggunaan sel punca tersebut memberikan hasil yang menjanjikan pada orang dewasa. Hal ini memberikan dampak positif sehingga banyak orang dewasa yang melakukan terapi stem sel alogenik dalam mengobati penyakit yang mereka derita. Adanya informasi seperti ini, ProSTEM berharap kedepannya Indonesia dapat turut berperan serta di dalam perkembangan ilmu stem sel sehingga memberikan harapan yang baru baik bagi anak-anak maupun lansia.
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.