Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem yang berperan penting dalam memindahkan zat di dalam tubuh serta menjadi penolong dalam stabilisasi suhu dan pH tubuh. Adanya gangguan pada sistem tersebut harus diwaspadai karena keluhan ringan yang timbul kemungkinan dapat berdampak buruk pada penderita. Gejala nyeri yang terjadi terutama saat latihan fisik, sering diabaikan oleh penderita karena rasa nyeri yang timbul dianggap sebagai akibat kelelahan otot.
Critical limb ischemia (CLI) merupakan salah satu bentuk gangguan pada sistem sirkulasi darah, dimana terjadi pada arteri yang terletak di perifer atau dikenal dengan istilah peripheral arterial disease (PAD). Pada penderita CLI terjadi penyempitan pada arteri yang ditandai dengan berkurangnya aliran darah ke bagian tangan dan kaki. Selain itu, penderita CLI juga mengalami lesi (luka) yang berganda pada arteri. Kondisi tersebut diperparah dengan terbentuknya titik sakit yang parah pada bagian tangan dan kaki, borok pada kulit dan luka. Penanganan yang kurang serius dan tidak adanya revaskularisasi terkadang mengakibatkan penderita harus melakukan amputasi. Oleh karena itu, penderita CLI memerlukan perawatan yang komprehensif oleh dokter ahli bedah atau spesialis vaskuler.
Beberapa perawatan yang dilakukan untuk penderita CLI, meliputi terapi non operatif dengan obat-obatan dan terapi operatif. Terapi non operatif dilakukan untuk mengontrol faktor resiko, misalnya tidak merokok, diet, rutin berolahraga, perawatan kaki, serta dilakukan pemberian obat-obatan antiplatelet sebagai terapi farmakologik seperti aspirin. Sedangkan terapi operatif, meliputi penanganan endovascular, symphathectomy dan rekonstruksi arteri (endarterektomi, bypass grafting, bypass ekstra-anatomis dan amputasi). Namun, terapi operatif tidak perlu dilakukan jika pasien telah rutin melakukan terapi non operatif selama minimal 6 bulan.
Saat ini, uji klinis terapi CLI menggunakan sel punca darah tali pusat masih dilakukan untuk mengetahui keamanan dan efikasinya. Uji klinis tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut adanya perbaikan pada sistem pembuluh darah dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru) pada beberapa pasien yang telah diterapi sel punca dari darah tepi secara autologus. Kualitas darah tali pusat yang lebih baik dibandingkan darah tepi diharapkan mampu mempercepat proses angiogenesis dan memperbaiki sistem peredaran darah pada penderita CLI.
Referensi
Burt, R. K., A. Testori, Y. Oyama, H. E. Rodriguez, K. Yaung, M. Villa, J. M. Bucha, F. Milanetti, J. Sheehan, N. Rajamannan, W. H. Pearce. 2010. Autologous Peripheral Blood CD133+ Cell Implantation for Limb Salvage in Patients with Critical Limb Ischemia. Bone Marrow Transplantation 45: 111-116. doi:10.1038/bmt.2009.102.
Husin, W., O. Hudaja, Y. Kristianto. 2006. Oklusi Arteri Perifer pada Ekstrimitas Inferior. JKM 6(1): 40-53.
Ilic, D., C. Miere dan E. Lazic. 2012. Umbilical cord blood stem cells: clinical trials in non-hematological disorders. British Medical Bulletin 102: 43–57. doi:10.1093/bmb/lds008.
Santilli, J. D. dan S. M. Santilli. 1999. Chronic Critical Limb Ischemia: Diagnosis, Treatment and Prognosis. American Academy of Family Physician 59(7): 1899-1908.