Sel punca atau stem cell telah lama dikenal sebagai kandidat terapi pengobatan berbasis sel yang menjanjikan. Dewasa ini, penggunaan sel punca dalam mengobati berbagai penyakit degeneratif telah diterapkan secara luas karena berbagai keunggulan dan potensi yang dimilikinya. Sel punca dapat diisolasi dari beberapa jaringan dewasa, seperti sumsum tulang, jaringan adiposa, pulpa gigi, tali pusat1, darah tali pusat, dan juga darah tepi2. Sifat regeneratif dan imunosupresif yang dimiliki oleh sel punca menyebabkan tingginya penggunaan sel punca dalam berbagai penelitian maupun aplikasi klinis. Sel punca (autologous) dapat digunakan dalam terapi regeneratif untuk penyakit neonatal seperti cerebral palsy dan hypoxic brain damage3. Sementara itu, aplikasi sel punca secara alogenik banyak digunakan dalam terapi pengobatan berbagai penyakit seperti osteoarthritis4, wound healing5, alopecia6, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)7, Acute Myocardial Infarction8 (AMI), dan lain sebagainya. Mengingat luasnya peranan dan pemanfaatan sel punca dalam terapi pengobatan masa kini, maka mempertahankan kelangsungan hidup atau tingkat viabilitas sel punca sebelum aplikasi klinis perlu menjadi perhatian penting9

Gambar 1. Stem Cell. theconversation.com

Sel punca merupakan sel hidup yang sensitif terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga tidak dapat bertahan hidup apabila disimpan dalam bentuk ampul, tablet, kapsul, maupun krim. Penggunaan sel punca dengan cara dioles, disemprot, ataupun diminum bukan merupakan metode yang tepat dan tidak memberikan efek terapeutik pada pasien. Sel dapat dikatakan hidup apabila memiliki beberapa karakteristik utama sebagaimana yang dimiliki oleh sel punca, antara lain dapat memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-renewal), berproliferasi dengan cepat, serta berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel lain. Sebagai suatu sel hidup, sel punca memiliki masa hidup yang terbatas (in vitro) ditandai dengan adanya perubahan morfologi, ukuran, serta menurunnya tingkat proliferasi dan diferensiasi, sehingga mempengaruhi kualitas dan potensi sel punca untuk diaplikasikan dalam berbagai terapi pengobatan10.

Produksi sel punca harus dilakukan di dalam fasilitas laboratorium yang telah memenuhi standar Good Manufacturing Practices (GMP), sesuai dengan prosedur yang disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah guna memastikan kualitas dan keamanan dari produk akhir. Sel yang telah diproduksi tersebut perlu disimpan selama beberapa jam ataupun hari hingga dibawa ke rumah sakit untuk diinjeksikan ke pasien. Selama periode waktu tersebut, tingkat viabilitas dan karakteristik sel punca merupakan hal yang perlu diperhatikan karena efek klinisnya dapat bervariasi tergantung pada kualitas sel itu sendiri11. Beberapa faktor eksternal seperti medium pembawa, waktu dan suhu penyimpanan, tingkat kepadatan sel, serta jenis kemasan perlu diperhatikan selama proses transportasi sel. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi et al. (2019) menunjukkan bahwa penyimpanan sel pada suhu dingin (2-8°C) dapat mempertahankan kemampuan hidup sel punca yang lebih baik dibandingkan dengan suhu ruangan. Kondisi penyimpanan selama transportasi sel ini perlu dikontrol secara ketat untuk menjaga kondisi sel yang optimal dan mendukung keberhasilan terapi.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Skiles, M.L., Allen, J.M., Katherine, S.B., Jaime, M.S. 2020. Comparison of Umbilical Cord Tissue-derived Mesenchymal Stromal Cells Isolated from Cryopreserved Material and Extracted by Explantation and Digestion Methods Utilizing a Split Manufacturing Model. Vol. 22:581-591.
  2. McGill, E., and Vincent, S.G. 2020. Stem Cells in The Treatment of Sickle Cell Disease. Stem Cell Res. Ther. Vol. 6(1):32-39.
  3. Nagamura-Inoue, T., and He, H. 2014. Umbilical Cord-derived Mesenchymal Stem Cells: Their Advantages and Potential Clinical Utility. World Journal of Stem Cells. Vol. 6(2):195–202.
  4. Wang, A., Ying, F., Hong-Hong, J., Meng, Z., and Hao, Y. 2019. Application of Mesenchymal Stem Cell Therapy for the Treatment of Osteoarthritis of the Knee: A Concise Review. World Journal of Stem Cells. Vol. 11(4):212-235.
  5. Jeschke, M.G., Sarah, R., Matthew, R.M., and Shahriar, S. 2019. Allogeneic Mesenchymal Stem Cells for Treatment of Severe Burn Injury. Stem Cell Research & Therapy. 10(337):1-6.
  6. Gentile, P., and Simone, G. 2019. Advances in Regenerative Stem Cell Therapy in Androgenic Alopecia and Hair Loss: Wnt Pathway Growth-Factor, and Mesenchymal Stem Cell Signaling Impact Analysis on Cell Growth and Hair Follicle Development. Vol. 8(466):1-21.
  7. Bich, P.L.T., Ha, N.T., Hoang, D.N.C., et al. 2020. Allogeneic Umbilical Cord-Derived Mesenchymal Stem Cell Transplantation for Treating Chronic Obstructive Pulmonary Disease: A Pilot Clinical Study. Stem Cell Research and Therapy. 11(60):1-14.
  8. Carbone, R.G., Monselise, A., Bottino, G., Negrini, S., and Puppo, F. 2021. Stem Cells Therapy in Acute Myocardial Infarction: A New Era. Clinical and Experimental Medicine. 21:231-237.
  9. Wu, Y., Meng, L., Xuan, L., Sheng-Hong, L., Jian-Xin, Y., Lei, F., Wen-Li, S., Jian-Xin, S. 2019. Effects of Storage Culture Media, Temperature and Duration on Human Adipose-Derived Stem Cell Viability for Clinical Use. Molecular Medicine Reports. 19:2189-2201.
  10. Khalilabadi, R.M., Fatemeh, H.K. 2021. Investigation the Effect of Serum Rich in Growth Factors on Proliferation, Growth, and Expression of Genes Involved in Cell Longevity by Mesenchymal Stem Cells. Archives of Medicine. 13(1):1-6.
  11. Yu, N., So, Y.C., Yun-Sok, H., Hyun, T.K., Dae, H.K., Jeongshik, K., Jae-Wook, C., Jun, N.L., Phil, H.S., Eun, S.Y., Bum, S.K., and Tae, G.K. 2018. Optimal Stem Cell Transporting Conditions to Maintain Cell Viability and Characteristics. Tissue Engineering and Regenerative Medicine. 15(5):639-647.
  12. Pratiwi, E.D., E.R. Utami, Y. Dirgantara, C.R. Sartika, J. Riswandani, D. Meutia, B.W. Putera, D. Wulandari, A. Chouw, D.A. Dewi. 2019. The Optimum Temperatures and Mediums Storage for Stability of Umbilical Cord Derived Mesenchymal Stem Cell (UC-MSC) and Stromal Vascular Fraction (SVF) Viability. Cytotherapy. Vol. 21(5).