Dr. Cynthia R. Sartika, M.Si sebagai Pembicara dalam Webinar Collaborative BRIN-ASPI “Harmonized Intelligent Integration of Stem Cell Research: Development from Basic to Clinical Application”

 

Rabu, 16 Februari 2022 lalu ASPI (Asosiasi Sel Punca Indonesia) menyelenggarakan Webinar Collaborative (Kolaborasi Webinar) bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Webinar ini menghadirkan banyak pembicara luar biasa yang berlatar belakang pemerhati Kesehatan, Saintis, Peneliti dan tentunya pemerhati sel punca di Indonesia. Dalam webinar kolaborasi ini menghadirkan Bapak Iman Hidayat, PhD selaku Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN, Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) selaku Ketua ASPI, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D. Sp.THT-KL(K) M.A.R.S selaku Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan KEMENKES RI, Dra. Rr.Maya Gustina Andarini, Apt., M.Sc selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, serta Dr. Cynthia Retna Sartika, M. Si yang merupakan Direktur PT. Prodia StemCell Indonesia sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua ASPI.

 

Dr. Cynthia R. Sartika, M.Si menyampaikan materi “Clinical Trials in Stem Cell Therapy: Pitfalls and Lessons for The Future”. Beliau menyampaikan bahwa clinical trials atau uji klinis stem cell yang dilakukan terus bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi dan stem cell memiliki potensi yang besar untuk masa depat terapi pengobatan. Akantetapi tentunya banyak tantangan dalam mencapaiya, sehingga Modern Scintist sangat dibutuhkan untuk terus mengembangkan uji klinis dari stem cell serta yang tidak kalah penting adalah dukungan otorisasi dari yang berwenang untuk dapat membawa stem cell ini “From Bench to Bedside”.

Melalui acara kolaborasi webinar yang diikuti hampir 500 peserta ini baik BRIN, ASPI, BPOM, KEMENKES RI, dan seluruh pihak yang mendukung acara ini berharap dengan kolaborasi antar peneliti, klinisi dan para pemerhati Kesehatan, dapat terus menciptakan harmonisasi dalam mewujudkan kualitas Kesehatan yang lebih baik dan dapat membawa stem cell dari penelitian dasar, uji klinis hingga nanti menjadi terapi terstandar untuk aplikasi klinis.