Acute Myocard Infarction (AMI) adalah gangguan kebutuhan dan pasokan oksigen ke jantung secara mendadak disebabkan oleh ruptur ateroma yang berlanjut dengan agregasi trombosit, terbentuknya trombus, dan spasme koroner sehingga menyumbat arteri coroner (Jaka et al., 2020). Kondisi ini menyebabkan otot jantung kekurangan pasokan oksigen yang dibutuhkan untuk bisa berfungsi. Jika hal ini terjadi dalam waktu lama maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya Acute Myocard Infarction (AMI) diantaranya hipertensi, obesitas, konsumsi rokok dan alcohol, diabetes dan kurangnya olahraga (Rathore, 2018).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018Â Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menyatakan prevalensi penyakit jantung mencapai 1,5% yang artinya 15 dari 1.000 orang Indonesia menderita penyakit jantung dengan rentang usia 25-34 tahun 0,8%, 35-44 tahun 1,3%, 45-54 tahun 2,4%, 55-64 tahun 3,9%, 65-74 tahun 4,6% dan lebih dari 75 tahun 4,7% .
Penanganan acute myocardial infarct harus dilakukan secepat mungkin dengan prinsip kegawatdaruratan yang terdiri dari terapi awal dan terapi reperfusi (Liakosh and Parikh, 2018). Akhir-akhir ini, terapi sel punca menjadi salah satu strategi pengobatan regenerative. Sel punca yang berasal dari jaringan tali pusat manusia atau biasa disebut umbilical cord mesenchymal stem cells (UCMSC), merupakan salah satu jenis sel punca yang memiliki kemudahan dalam aksesbilitas, rendahnya imunogenitas dan potensi imunosupresif dibandingkan jenis sel punca lainnya, sehingga mengurangi risiko rejeksi (Gu et al., 2020).
Source: Guo et al. 2020
Gambar 1. Efek seluler Mesenchymal Stem Cell pada penyakit kardiovaskular melalui regulasi inflamasi.
Dalam sistem kardiovaskular, Mesenchymal Stem Cell dapat melindungi miokardium dengan mengurangi tingkat inflamasi, mendukung diferensiasi sel miokard di sekitar area infark dan angiogenesis, meningkatkan resistensi apoptosis, dan menghambat fibrosis, yang merupakan kualitas ideal untuk perbaikan kardiovaskular (Guo et al., 2020)
Source : Guo et al. 2020
Gambar 2. Â Mesenchymal Stem Cell memperbaiki penyakit kardiovaskular melalui regulasi inflamasi, anti-fibrosis, neovaskularisasi, dan diferensiasi sel kardiomiosit.
Berdasarkan percobaan dalam model dan uji praklinis yang telah dilakukan, terapi Mesenchymal Stem Cell banyak digunakan untuk pengobatan penyakit jantung, terutama acute myocard infraction (AMI). Beberapa uji klinis yang telah selesai dan sedang berlangsung dilakukan untuk mengetahui kemampuan Mesenchymal Stem Cell dari berbagai jenis jaringan. Berdasarkan clinicaltrials.gov terdapat 77 uji klinis di seluruh dunia mengenai acute myocard infraction (AMI) dengan 47 uji klinis yang selesai. Rata-rata hasil uji klinis menyebutkan bahwa penggunaan Mesenchymal Stem Cell safe dan memiliki potensi untuk acute myocard infraction (AMI).
Referensi:
Jaka et al. 2020. Hubungan Rasio Trigliserida/High Density Lipoprotein-Cholesterol (TG/HDL-C) dengan Kejadian Infark Miokard Akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Medical Scoupe Journal ; 1 (2): 14-18
Rathore et al. 2018. Risk Factors for Acute Myocardial Infarction: A Review. EJMI; 2 (1): 1-7
Gu J. et al. 2020. Therapeutic evidence of umbilical cord-derived mesenchymal stem cell transplantation for cerebral palsy: a randomized, controlled trial. Stem Cell Research & Therapy. 11:43.
Mattew Liakosh and Puja B. Parikh. 2018. Gender Disparities in Presentation, Management, and Outcomes of Acute Myocardial Infarction. Current Cardiology Reports; 20(64).
Guo et al. 2020. The therapeutic potential of mesenchymal stem cells for cardiovascular diseases. Cell Death and Disease; 11 (349).