Parameter Pemeriksaan Untuk Quality Control Pada Mescpro dan Usepro

Dalam usaha menjaga serta menjamin kualitas produk USEPro dan MeSCPro, suatu quality control terstandarisasi perlu dilakukan. Quality Control sendiri merupakan rangkaian proses pengecekan dan pengujian untuk memastikan bahwa produk telah mencapai standar yang ditetapkan untuknya. Parameter-parameter dalam pemeriksaan quality control menjadi penentu apakah produk tersebut dapat lanjut ke proses selanjutnya atau tidak. Apabila parameter tidak tercapai, maka produk dianggap belum layak dan harus dilakukan evaluasi kembali mengenai penyebab kegagalan ini dan cara yang paling tepat dalam menyelesaikannya. 

Secara garis besar produk akan mengalami 4 tahapan utama dalam quality control:

1. Uji Identitas

Sesuai namanya, pengujian identitas bertujuan untuk memvalidasi apakah produk benar mengandung sel yang ditujukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat morfologi sel serta menggunakan penanda biomarker sel. Melalui pengujian ini dapat dipastikan pula bahwa tidak adanya kontaminan lain di dalam produk. 

2. Uji Potensi

Seperti yang diketahui, USEPro dan MeSCPro merupakan produk sel punca yang dimanfaatkan untuk terapi klinis berbagai penyakit. Berdasarkan metode kerja sel punca yakni kemampuannya dalam berdiferensiasi, perlu dilakukannya uji potensi yang memverifikasi bahwa sel punca dalam produk betul memiliki potensi untuk menjadi sel osteosit, kondrosit, maupun adiposit.

3. Uji Purity

Pengujian purity produk dilakukan untuk memastikan bahwa tidak adanya komponen asing atau kontaminan yang dapat mengganggu dan mengurangi kinerja produk. Di sini dilakukannya pengujian kandungan endotoksin yang adalah suatu komponen yang bersifat toksik bagi sel dan tubuh manusia. 

4. Uji Keamanan

Untuk memastikan bahwa tidak terdapatnya kontaminasi mikroba dalam produk maupun potensi efek samping penyakit akibatnya, dilakukan uji keamanan dengan memeriksa sterilitas, mikroplasma, endotoksin, dan sebagainya. Pengujian ini penting dilakukan sebab segala efek yang dihasilkan kontaminan akan membahayakan tubuh resipien dan dalam beberapa kasus berakhir fatal.

Produk USEPro dan MeSCPro harus dapat melalui serangkaian tahapan pengujian quality control dan memenuhi tiap parameter yang ditentukan. Terdapat beberapa tes yang dilakukan,

     a. Sterility Testing

Uji sterilitas dilakukan pada USEPro dan MeSCPro untuk mengecek keberadaan mikroorganisme asing yang menjadi pencemar produk dan mengurangi atau merusak kerjanya. Pengujian ini harus dilakukan seakurat mungkin sebab kelalaian dalamnya, terlebih untuk produk sel punca, dapat berakhir pada ketidakakuratan hasil penggunaan dalam penelitian maupun fatalitas untuk aplikasi klinis (Gebo, 2020). Prosedur ini mengambil waktu selama kira-kira 2 minggu sebelum akhirnya didapatkan hasil uji dan dapat diambil kesimpulan Positive/Negative untuk keberadaan mikroorganisme di dalam produk uji. Selain pengujian sterilitas produk, ruangan serta material yang digunakan selama prosedur seperti sarung tangan juga harus dipastikan kebersihannya. 

     b. Mikoplasma

Mikoplasma merupakan suatu organisme prokariotik yang seringkali ditemukan sebagai kontaminan kultur sel. Organisme ini mampu mengubah fisiologis sel sehingga sel tidak dapat digunakan. Kontaminasi mikoplasma cukup menjadi perhatian dalam kultur sel karena sifatnya yang sulit terdeteksi namun memiliki pengaruh besar terhadap fungsi selular. Sayangnya, karena ukurannya yang sangat kecil, mikoplasma dapat melalui filter pencegah kontaminasi jamur dan bakteri (Young, 2010). Oleh karena itu, pengujian mikoplasma perlu dilakukan pada kedua produk USEPro dan MeSCPro untuk mendeteksi infeksi pada sel akibat mikoplasma. Uji ini dilakukan menggunakan suatu kit pendeteksi mikoplasma. 

     c. Endotoksin

Uji endotoksin merupakan salah satu pengujian yang wajib dilakukan untuk produk USEPro dan MeSCPro sebab keduanya akan diinjeksikan ke dalam tubuh manusia secara intravena. Endotoksin sendiri merupakan toksin yang dihasilkan membran luar bakteri gram-negatif. Keberadaan endotoxin di dalam kultur sel akan mempengaruhi pertumbuhan serta fungsi sel. Jika masuk ke dalam tubuh, endotoksin dapat menginduksi reaksi inflamasi dan demam sebagai respons imun. Pengujian endotoksin dilakukan menggunakan suatu test kit. Jika hasil uji menghasilkan formasi gel keras, maka produk positif endotoksin. Selain hasil tersebut, seluruh kemungkinan lainnya menandakan produk negatif endotoksin. 

     d. Immunophenotyping

Pengujian immunophenotyping dilakukan pada produk MeSCPro dalam usaha mengidentifikasi dan mengkategorikan sel-sel punca dalam produk. Teknik ini menggunakan suatu marker atau penanda fluoresen yang mengikatkan diri dengan antibodi untuk mengukur ekspresi protein tertentu. Antibodi yang dimanfaatkan sesuai dengan yang akan bereaksi dengan antigen sel yang ingin diidentifikasi. 

     e. Sitokin

Uji sitokin hanya dilakukan dalam proses quality control USEPro. Sitokin merupakan suatu tipe protein yang diekskresikan oleh sel imun yang bekerja mengontrol pertumbuhan, keselamatan, dan diferensiasi. Pada dasarnya, sitokin adalah molekul pensinyalan yang mengatur komunikasi interselular (Zhang, 2007). Walaupun keberadaan sitokin sangat dibutuhkan, kadar sitokin yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan terhadap sel dan mengganggu aktivitasnya. Pada pengujian sitokin digunakannya suatu kit pengujian yang dapat mendeteksi keberadaan 12 jenis sitokin seperti GM-CSF, IL-2, TNF-, dan lainnya. 

Semua tes quality control harus dilakukan dalam ruang QC Testing dan Processing yang masing-masing juga harus telah memenuhi standar kondisi ruang selama aktivitas prosedur quality control dilakukan dalamnya. Standar yang harus terpenuhi termasuk,

  •  Suhu (°C): 15 – 25
  • Humidity (%): 40 – 60

Setelah seluruh prosedur quality control dilakukan maka akan dilaksanakannya pengecekan oleh verifikator yang memastikan bahwa semua uji telah sesuai dengan standar yang diberikan. Produk yang lolos verifikasi masuk ke dalam proses penyimpanan yang mencakup keamanan kemasan hingga akhirnya dikirimkan ke daerah tujuan. 

Referensi

Gebo, J.E.T. and Lau, A.F. (2020) Sterility testing for cellular therapies: What is the role of the Clinical Microbiology Laboratory?, Journal of clinical microbiology. U.S. National Library of Medicine. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7315024/ (Accessed: January 19, 2023). 

Immunophenotyping – StatPearls – NCBI Bookshelf (2022). Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558927/ (Accessed: January 20, 2023). 

Young, L. et al. (2010) Detection of mycoplasma in cell cultures, Nature News. Nature Publishing Group. Available at: https://www.nature.com/articles/nprot.2010.43 (Accessed: January 19, 2023). 

Zhang, J.-M. and An, J. (2007) Cytokines, inflammation, and pain, International anesthesiology clinics. U.S. National Library of Medicine. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2785020/ (Accessed: January 19, 2023). 

Informasi Lainnya

Artikel
Personalized Medicine: Terapi Berbasis Sel
Personalized Medicine: Pendekatan Menggunakan Terapi Berbasis Sel   Personalized medicine Personalized medicine menggunakan terapi berbasis ...
Stem cell untuk Kebotakan
Artikel
Atasi Kebotakan dengan Stem Cell
Pengobatan Menjanjikan Mengembalikan Rambut yang Hilang dengan Stem Cell dan Secretome Atasi kebotakan dengan stem ...
Artikel
Stem Cell untuk Jantung, Perkembangan Pengobatan untuk Serangan Jantung
Stem cell untuk jantung telah banyak diteliti, mengingat serangan jantung yang terjadi tanpa bisa diperkirakan ...
Artikel
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya?
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya? Stem cell untuk rejuvenasi menjadi populer pasalnya ...
Bukti Klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy
Artikel
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus  Cerebral Palsy  Bukti klinis ...
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Artikel
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Stem Cell Mesenkimal Tali Pusat dan Sekretom dalam Penyembuhan Luka pada Kasus Junctional Epidermolisis Bullosa ...
Scroll to Top