Dalam pengobatan penyakit degenerative, baik dokter maupun peneliti selalu mempelajari bagaimana mekanisme perbaikan suatu penyakit. Transplantasi sel punca adalah salah satu perawatan yang paling menjanjikan untuk kondisi dan penyakit tertentu. Sel punca yang berasal dari bayi pada saat kelahiran merupakan sel punca yang paling berharga dan berkualitas karena sifatnya yang masih immature (belum matang) dan primitive, sehingga potensi yang terkandung di dalamnya masih sangat kaya.

Pada bayi, sel punca selain berasal dari darah tali pusat, juga banyak terkandung di dalam jaringan tali pusat. Darah tali pusat merupakan sumber kaya akan Hematopoeiteic Stem Cell (HSC) yang sampai saat ini telah digunakan untuk mengobati lebih dari 80 penyakit kelainan darah dan tulang. Sel punca tali pusat merupakan sel punca yang berasal dari jaringan tali pusat, yang kaya akan beberapa jenis sel punca, terutama Mesenchymal Stem Cell (MSC) yang dapat diarahkan untuk berkembang menjadi banyak macam jenis sel, termasuk organ, otot, tulang, maupun tulang rawan.1-9 Terapi sel punca yang bersumber dari jaringan tali pusat saat ini sudah diujikan pada lebih dari 30 uji klinis, fase 1 dan 2, di dunia untuk kasus penyakit jantung, autoimun, diabetes, kanker, dan kelainan saraf lainnya.10

Sejumlah bank penyimpanan sel punca menyimpan jaringan tali pusat dengan tujuan mendapatkan Mesenchymal Stem Cell (MSC). Sebenarnya pada jaringan tali pusat terdapat 6 bagian, yaitu Wharton’s jelly, bagian intervascular, bagian perivaskular, amniotic epithelium, bagian subamniotik, dan pembuluh-pembuluh darah yang kaya akan MSC, endothelial cell, dan epithelial cell. Endothelial dan epithelial cell berpotensi untuk mengobati wound healing/ulcer, serta penyakit kelainan jantung.11

Meskipun sekarang ini bank penyimpanan sel punca mulai marak menjual pelayanan penyimpanan jaringan, namun laboratorium standar untuk penyimpanannya masih belum ada di Indonesia. Apakah jaringan tali pusat secara utuh disimpan dan dicairkan dikemudian hari untuk diisolasi sel target terapinya atau sel target terapi diisolasi dari jaringan terlebih dahulu baru kemudian disimpan? Oleh karena itulah diperlukan standar dalam pengolahan sampai penyimpanan sel punca jaringan tali pusat yang dapat menjamin prosedur terlaksana dengan baik.

 

Referensi

  1. J. Friedenstein, K.V. Petrakova, A.I. Kurolesova, G.P. Frolova, Heterotopic of bone marrow. Analysis of precursor cells for osteogenic and hematopoietic tissues, Transplantation 6 (1968) 230–247.
  2. J. Friedenstein, R.K. Chailakhyan, U.V. Gerasimov, Bone marrow osteogenic stem cells: in vitro cultivation and transplantation in diffusion chambers, Cell Tissue Kinet. 20 (1987) 263–272.
  3. Owen, Marrow stromal stem cells, J. Cell Sci. Suppl. 10 (1988) 63–76.
  4. I. Caplan, Mesenchymal stem cells, J. Orthop. Res. 9 (1991) 641–650.
  5. G. Young, D.L. Butler, W. Weber, A.I. Caplan, S.L. Gordon, D.J. Fink, Use of mesenchymal stem cells in a collagen matrix for Achilles tendon repair, J. Orthop. Res. 16 (1998) 406–413.
  6. Wakitani, T. Saito, A.I. Caplan, Myogenic cells derived from rat bone marrow mesenchymal stem cells exposed to 5-azacytidine, Muscle Nerve 18 (1995) 1417–1426.
  7. E. Dennis, A.I. Caplan, Differentiation potential of conditionally immortalized mesenchymal progenitor cells from adult marrow of a H-2Kb-tsA58 transgenic mouse, J. Cell. Physiol. 167 (1996) 523–538.
  8. M. Dexter, N.G. Testa, Differentiation and proliferation of hemopoietic cells in culture, Methods Cell Biol. 14 (1976) 387–405.
  9. Friedrich, E. Zausch, S.P. Sugrue, J.C. Gutierrez-Ramos, Hematopoietic supportive functions of mouse bone marrow and fetal liver microenvironment: dissection of granulocyte, B-lymphocyte, and hematopoietic progenitor support at the stroma cell clone level, Blood 87 (1996) 4596–4606.
  10.   http://clynicaltrials.gov
  11. Trounson A, Thakar R, Lomax G, Gibbons D. Clinical Trials for Stem Cell Therapies. BMC Medicine. 2011