Stem cell atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca  juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme.1 Oleh karena itu, banyak peneliti di luar negeri maupun Indonesia berlomba-lomba meneliti untuk menjadikan sel punca sebagai obat penyakit degeneratif di masa depan.
Produk obat regenerative saat ini sudah ada yang disetujui atau dalam tahap uji klinis di berbagai belahan dunia. Per Desember 2012, di Eropa sudah ada 20 produk yang approved dan 42 yang masih dalam tahap uji klinis, di Korea Selatan ada 14 produk yang approved dan 31 yang masih dalam tahap uji klinis, di Jepang ada 2 produk yang approved, 4 dalam proses perizinan dan 65 yang masih dalam tahap uji klinis, sedangkan di Amerika Serikat ada 9 produk yang approved dan 88 yang masih dalam tahap uji klinis.2 Perkembangan sel punca di Indonesia juga sudah semakin maju. Berdasarkan Permenkes No. 32 tahun 2014, terdapat 11 rumah sakit yang ditunjuk menjadi tempat pelayanan terapi sel punca di Indonesia, yaitu: 3
- RS Dr. Cipto Mangunkusumo
- RS Dr. Soetomo
- RS Dr. M. Djamil, Padang
- RS Jantung Harapan Kita, Jakarta
- RS Fatmawati
- RS Kanker Dharmais
- RS Persahabatan
- RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung
- RS Dr. Sardjito, Yogyakarta
- RS Dr. Karyadi, Semarang
- RS Sanglah, Bali
Namun sayangnya, banyak masyarakat awam yang belum mengetahui peranan dan perkembangan terapi sel punca di Indonesia. Bahkan sudah ada pasien yang berhasil diobati menggunakan sel punca. Dari Jurnal Acta Medica Indonesiana (April, 2011), 43 pasien dari RS Cipto Mangunkusumo telah dilakukan terapi sel punca untuk penderita jantung dan sebanyak 19 penderita Anterior Myocardial Infraction (AMI) menggunakan sel punca yang berasal dari darah tepi. Dari Journal of Cardiovascular Translation research (2014), sebanyak 25 penderita gagal jantung menggunakan sumber sel punca dari sumsum tulang juga berhasil diterapi. Terapi lainnya yang telah dilakukan di RSCM adalah pengobatan pada 3 pasien penderita diabetes dengan luka kaki dan 5 pasien luka bakar parah, yang mana telah menunjukkan hasil terapi yang baik.2
Selain itu, pelayanan berbasis penelitian dari RSUD dr Soetomo yang dilakukan oleh Stem Cell & Tissue Engineering Research Center, tecatat sudah ada 379 pasien yang melakukan terapi sel punca dengan berbagai jenis penyakit. Penyakit yang ditangani antara lain diabetes mellitus sebanyak 99 kasus, penyakit nyeri sendi pada lutut sebanyak 40 kasus, stroke 30 kasus, jantung 12 kasus serta sebanyak 198 kasus lainnya pada penyakit hati, saraf dan penyakit-penyakit darah berbahaya. Tingkat perbaikan dari penyakit diabetes melitus dengan terapi sel punca ini yaitu 30-100%, pada pasien penderita nyeri sendi lutut perbaikannya mencapai 60-70% dan pada pasien stroke mencapai rata-ratanya 50% serta untuk uji klinis penggunaan stem cell pada pasien penyakit jantung tingkat keberhasilannya antara 60-80%.2
PT Prodia StemCell (ProSTEM) merupakan salah satu perusahaan swasta yang melayani penyimpanan dan pengolahan sel punca di Indonesia dan telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 dan 50 tahun 2012. ProSTEM memiliki misi yaitu mendukung kesembuhan dan kelangsunagn hidup melalui terapi regenerative dan didukung oleh salah satu visinya yaitu bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan maupun rumah sakit lainnya, klinik atau universitas kedokteran yang menjalankan penelitian maupun terapi sel punca.
Referensi
-  The Stem Cells – Stem cell information – The Official National Institute of Health Resource for Stem cell Research
- Stem Cell Research & Therapy as The Expectation and Global Competitiveness for Indonesia, disampaikan pada Simposium dan Workshop Nasional, 2017.
- Permenkes No. 32 Tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan