Potensi Dendritic Cell (DC) dan Natural Killer (NK) Cell untuk Terapi Berbasis SelPotensi Dendritic Cell (DC) dan Natural Killer (NK) Cell untuk Terapi Berbasis Sel

Dendritic cell (DC) atau sel dendritik merupakan salah satu jenis antigen presenting cell (APC) yang terlibat dalam respon imun innate maupun adaptive dan memegang peran penting dalam stimulasi imun anti-tumor (1). Berdasarkan tahap perkembangan, DC dapat diklasifikasikan menjadi DC yang belum matang (immature) dan DC dewasa (mature) (2). Sebagian besar DC yang belum matang berada pada permukaan mukosa seperti pada kulit dan berperan sebagai penjaga untuk mengenali antigen. DC yang belum matang memiliki ekspresi terhadap major histocompatibility complex (MHC) I dan MHC II, faktor stimulasi, dan molekul adhesi yang lebih rendah (3). DC yang belum matang tidak dapat mensekresi sitokin proinflamasi, namun dapat melakukan migrasi. Berbeda dengan DC yang belum matang, DC dewasa memiliki kemampuan untuk memproses antigen lebih rendah namun memiliki kemampuan migrasi yang lebih tinggi. DC dewasa juga memiliki ekspresi yang lebih tinggi terhadap molekul stimulasi, seperti CD40, CD70, CD80, dan CD86 serta produksi sitokin proinflamasi yang lebih tinggi (4).

Gambar 1. Pendekatan metode pengobatan menggunakan DC (5)

Terapi berbasis sel menggunakan DC saat ini terus dikembangkan. Berdasarkan karakteristik penting DC dalam menstimulasi imun anti-tumor, DC banyak digunakan untuk terapi penyakit kanker. Sel-sel kanker memiliki sifat yang dapat menghindari sistem imun serta terkadang menunjukkan resistensi terhadap obat berbasis kemoterapi tertentu. DC, yang memiliki karakteristik sebagai APC, dapat memediasi imunitas tumor melalui aktivasi sel T CD8 dan CD4 (6). Beberapa studi menyebutkan vaksin DC menunjukkan potensi yang baik dalam imunoterapi untuk tumor. Antigen yang spesifik terhadap tumor biasanya digunakan untuk menstimulasi DC. Antigen ini akan membuat DC menjadi spesifik dalam melawan penyakit yang distimulasi tersebut. Selain itu, berbagai pendekatan dapat diterapkan seperti aktivasi DC secara in-vivo, menahan sinyal inhibitor, ekspansi DC secara in-vivo, serta vaksin peptida/protein (Gambar 1) (5).

Selain DC, sel imun lain yang juga berperan pada tahap awal sistem pertahanan imun tubuh adalah sel NK (Natural Killer Cell). Sel NK berasal dari sel subpopulasi limfosit yang ukurannya lebih besar dari sel T dan sel B serta memiliki granula sitoplasma yang unik (7). Protein penanda sel NK yang cukup tinggi diekspresikan adalah CD56 (8). Sel NK banyak terdistribusi di jaringan limfoid maupun non-limfoid, seperti sum-sum tulang belakang, hati, paru-paru, kelenjar getah benih, limpa, serta darah perifer (9).

Gambar 2. Potensi sel NK dalam sistem pertahanan imunosurveilans

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, sel NK telah berevolusi sehingga dapat mengidentifikasi sel yang sehat dan sel tumor. Oleh karena itu, sel tumor adalah target yang tepat untuk sel NK. Sel NK awalnya mengenali sel tumor melalui stres atau sinyal bahaya. Sel NK yang teraktivasi secara langsung membunuh sel tumor target melalui setidaknya empat mekanisme: pelepasan granula sitoplasma, apoptosis yang diinduksi reseptor kematian, produksi molekul efektor, atau ADCC (antibody-dependent cellular cytotoxicity). Selain itu, sel NK bekerja dengan sel dendritik sebagai sel pengatur untuk meningkatkan penyerapan dan presentasi antigennya serta mendorong perkembangan respons CTL (cytotoxic T lymphocyte) yang unik pada antigen. Selain itu, sel T CD8+ diubah menjadi CTL oleh sel NK yang diaktifkan oleh produksi sitokin seperti IFNg. Selain itu, sel NK yang teraktivasi mendukung diferensiasi CTL dan perkembangan sel T CD4+ menuju respons Th1. Ada kemungkinan bahwa sitokin yang diproduksi sel NK mengontrol sel B dalam produksi antibodi anti-tumor (10).

Daftar Pustaka

  1. Varma S. Dendritic Cell Therapy: A Proactive Approach against Cancer Immunotherapy. Journal of Stem Cell Research & Therapeutics. 2016;1(5).
  2. Benteyn D, Heirman C, Bonehill A, Thielemans K, Breckpot K. mRNA-based dendritic cell vaccines. Expert Rev Vaccines. 2015;14(2):161–76.
  3. Bordon Y. Dendritic cells: sorting, sorted! Nat Rev Immunol. 2016;16(11):657.
  4. Pearce EJ. Everts B: dendritic cell metabolism. Nat Rev Immunol. 2015;15(1): 18–29
  5. Gardner A, de Mingo Pulido Á, Ruffell B. Dendritic Cells and Their Role in Immunotherapy. Frontiers in Immunology. 2020;11.
  6. Wang Y, Xiang Y, Xin V, Wang X, Peng X, Liu X et al. Dendritic cell biology and its role in tumor immunotherapy. Journal of Hematology & Oncology. 2020;13(1).
  7. Huntington ND, Cursons J, Rautela J. The cancer–natural killer cell immunity cycle. Nat Rev Cancer. 2020;20(8):437–54.
  8. Naujoks W, Quandt D, Haufe A, et al. Characterization of surface receptor expression and cytotoxicity of human NK Cells and NK cell subsets in overweight and obese humans. Front Immunol. 2020;11:573200.
  9. Sun H, Sun C, Tian Z, Xiao W. NK cells in immunotolerant organs. Cell Mol Immunol. 2013;10(3):202–12.
  10. Chu J, Gao F, Yan M, Zhao S, Yan Z, Shi B et al. Natural killer cells: a promising immunotherapy for cancer. Journal of Translational Medicine. 2022;20(1).

Informasi Lainnya

Artikel
Personalized Medicine: Terapi Berbasis Sel
Personalized Medicine: Pendekatan Menggunakan Terapi Berbasis Sel   Personalized medicine Personalized medicine menggunakan terapi berbasis ...
Stem cell untuk Kebotakan
Artikel
Atasi Kebotakan dengan Stem Cell
Pengobatan Menjanjikan Mengembalikan Rambut yang Hilang dengan Stem Cell dan Secretome Atasi kebotakan dengan stem ...
Artikel
Stem Cell untuk Jantung, Perkembangan Pengobatan untuk Serangan Jantung
Stem cell untuk jantung telah banyak diteliti, mengingat serangan jantung yang terjadi tanpa bisa diperkirakan ...
Artikel
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya?
Stem Cell untuk Rejuvenasi Kulit: Apa Saja Manfaatnya? Stem cell untuk rejuvenasi menjadi populer pasalnya ...
Bukti Klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy
Artikel
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus
Bukti klinis Stem Cell untuk Cerebral Palsy Berdasarkan Laporan Studi Kasus  Cerebral Palsy  Bukti klinis ...
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Artikel
Pengobatan Stem Cell untuk Epidermolisis Bullosa
Stem Cell Mesenkimal Tali Pusat dan Sekretom dalam Penyembuhan Luka pada Kasus Junctional Epidermolisis Bullosa ...
Scroll to Top