Prioritas Penyimpanan Darah Tali Pusat

Darah tali pusat adalah darah yang ditemukan pada pembuluh darah pada tali pusat dan plasenta. Darah tali pusat dianggap sebagai “garis kehidupan” yang memasok elemen penting bagi janin yang sedang berkembang seperti nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Selain perannya dalam perkembangan, darah tali pusat juga terlibat dalam aplikasi terapeutik, yang dilaporkan untuk pertama kalinya pada tahun 1972 oleh dokter di Amerika Serikat untuk mengobati kasus leukemia limfoblastik [1]. Sejak suksesnya transplantasi sel darah tali pusat (Cord Blood Umbilical) pertama kali pada tahun 1988, teknik ini semakin banyak digunakan sebagai alternatif sel hematopoietik untuk transplantasi dalam pengobatan penyakit darah. Dari tahun ke tahun, darah tali pusat digunakan secara teratur untuk transplantasi hematologi, salah satunya untuk penggantian sumsum tulang [2].

Darah tali pusat mengandung campuran sel yang sangat heterogen. Campuran ini mengandung sel hematopoietik yang termasuk diantaranya terdapat eritrosit dan leukosit. Selain itu, darah tali pusat mengandung setidaknya tiga jenis sel punca termasuk sel punca hematopoietik (HSCs) dan sel punca Mesenkimal (MSCs), yang merupakan sel punca multipoten yang sangat mirip dengan sel punca Mesenkimal (MSCs) sumsum tulang [3,4]. Berbeda halnya dengan jaringan tali pusat yang kaya akan MSC, darah tali pusat atau Umbilical Cord Blood merupakan sumber Hematopoietic Stem Cell (HSC) yang potensial untuk digunakan sebagai terapi pada pasien dengan kelainan hematologi, seperti leukimia, limfoma, myeloma, fanconi anemia, sindrom mielodisplasia dan sickle cell disease [5,6].

Gambar 1. Aplikasi klinis UC-MSC dan HSC

(Roura et al., 2015)

Saat ini stem cell darah tali pusat telah banyak digunakan sebagai pengobatan hampir 80 jenis penyakit, termasuk berbagai jenis kanker, kelainan genetik, dan kelainan darah. Sel punca tali pusat memiliki kelebihan tertentu dibandingkan sel punca sumsum tulang dalam transplantasi dan telah digunakan lebih dari 20 tahun untuk mengobati penyakit dan gangguan yang mengancam jiwa1 Saat ini diperkirakan lebih dari 20.000 transplantasi stem cell darah tali pusat telah dilakukan. Pada tahun 2009, transplantasi ini lebih banyak dilakukan daripada transplantasi stem cell sumsum tulang [6].

Penyakit ganas seperti kanker, imunodefisiensi, atau penyakit herediter akibat kelainan genetic dapat dilakukan pengobatan dengan transplantasi stem cell [7]. Umbilical cord blood dapat disimpan di bank darah tali pusat (Cord Blood Bank), terdapat 3 jenis CBB yaitu bank umum (public bank), bank swasta (private bank), dan bank donasi langsung (direct donation bank). Transplantasi Stem Cell darah tali pusat yang disimpankan ini dapat digunakan baik sebagai autologous (untuk diri pasien yang mendonorkan darah tersebut), untuk keluarga, atau untuk orang lain yang membutuhkan [8]. Oleh karenanya, penyimpanan UCB ini dianjurkan dan diprioritaskan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kelainan darah, kanker dan penyakit herediter lainnya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ende, M. and Ende, N. (1972) Hematopoietic transplantation by means of fetal (cord) blood: A new method. Virginia Medical Monthly 1918, 99, 276-280.

[2] Gluckman, E., Broxmeyer, H.A., Auerbach, A.D., Friedman, H.S., Douglas, G.W., Devergie, A., Esperou, H., Thierry, D., Socie, G., Lehn, P., et al. (1989) Hematopoietic reconstitution in a patient with Fanconi’s anemia by means of umbilical-cord blood from an HLA-identical sibling. New England Journal of Medicine, 321, 1174- 1178. doi:10.1056/NEJM198910263211707

[3] Euro Stem Cell. 2013. Stem Cell Research: Trends and Perspectives on the Evolving International Landscape. Heidelberg: Elsavier.

[4] Kalra K, Tomar PC. 2014. Stem Cell: Basics, Classification and Applications. Amer J Phytomed Clin Therapeu. 2(7);919- 30.

[5] Ali H, Bahbahani H. 2010. Umbilical cord blood stem cells – potential therapeutic tool for neural injuries and disorders. Acta Neurobiol Exp. 70(1):316-24.

[6] Bashir Q, Robinson SN, Delima MJ, Parmar S, Shpall E. 2010. Umbilical Cord Blood Transplantation. Clin Adv HEm Onc. 8(11):786–801.

[7] Hasanah, N., Wulan, A.J., Prabowo, A. Y. 2017. Transplantasi Sel Punca Darah Tali Pusat sebagai Pengobatan Penyakit akibat Kelainan Darah. Majority. 7 (1)

[8] Waller-wise R. 2011. Umbilical Cord Blood: Information for Childbirth Educators. J Perinat Edu. 20(1):54–60.

Roura, S., Pujal, J., Gálvez-Montón, C. et al. 2015. The Role and Potential of Umbilical Cord Blood in An Era of New Therapies: A Review. Stem Cell Research & Therapy.
Vol. 6:123.

 

 

Informasi Lainnya

Berita
Pentingnya Pengelolaan Bahan Baku terhadap Mutu Produk Sel untuk Aplikasi Klinis
Pengelolaan bahan baku dalam pengolahan produk sel untuk aplikasi klinis, banyak aspek yang harus diperhatikan, ...
Berita
PENTINGNYA KOLABORASI TIM : Sinergisitas Antar Karyawan Membangun Pondasi Kuat Demi Terwujudnya Misi Perusahaan
Kolaborasi tim dalam lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai proses di mana sekelompok individu dengan berbagai ...
Berita
ProSTEM Menghadiri Konferensi ACTO 2022
Dr. Cynthia R. Sartika, M.Si selaku direktur ProSTEM menghadiri langsung acara tersebut untuk saling berbagi ...
Artikel
Darah Tali Pusat: Potensi Terapi Terkini
Darah Tali Pusat: Potensi Terapi Terkini Cord Blood atau Darah Tali Pusat (DTP) telah dilaporkan ...
Artikel
Jaminan Mutu Terhadap Produk Stem Cell, Cell dan Turunannya
Produk sel punca banyak digunakan dalam usaha terapi pengobatan penyakit maupun kegiatan penelitian. Dalam menjamin ...
Loker Finance Jakarta
Artikel
Perkembangan Riset Sel Punca Didunia dan di Indonesia
Walaupun telah ditemukan sejak tahun 1998, baru sekitar 10 tahun belakangan ini perkembangan riset sel ...
Scroll to Top