Uji Klinis Liver Cirrhosis (LC)/Sirosis Hati karena Hepatitis B

Sirosis adalah tahap lanjut dari penyakit hati kronis yang ditandai dengan fibrosis dan rusaknya struktur hati. Secara global, diperkirakan lebih dari 50 juta penduduk di dunia terkena penyakit hati kronis, dan tiga penyebab tersering sirosis adalah alkohol, non-alcoholic steatohepatitis (NASH), dan hepatitis virus (Sarin & Maiwal, 2017). Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 257 juta orang di dunia mengidap hepatitis B dan 20-30% yang mengidap infeksi kronik akan berkembang menjadi sirosis dan atau kanker hati (WHO, 2017). Hingga saat ini, tatalaksana pasien yang telah mengidap sirosis terbatas dan transplantasi hati adalah satu-satunya terapi definitif pada pasien sirosis maupun kanker hati. Namun langkah tersebut memiliki beberapa kendala, diantaranya yaitu terbatasnya donor, komplikasi yang ditimbulkan pasca operasi, rejeksi imun, dan tingginya biaya medis (Eom et al., 2015; Shi et al., 2012). Beberapa inovasi dalam bidang terapi mulai bermunculan untuk mengatasi hal tersebut, terutama yang sudah jatuh dalam sirosis dekompensata dan karsinoma sel hati.

 

Potensi peran sel punca mesenkimal pada sirosis

(sumber: Eom et al., 2015)

 

Terapi sel menggunakan sel punca mesenkimal/mesenchymal stem cell (MSC) telah banyak dipelajari sebagai upaya pengembangan strategi alternatif untuk masalah tersebut. MSC dikatakan menjadi sumber terapi sel potensial karena kemampuannya untuk berkembang menjadi sel lain dan memiliki fungsi yang beragam, seperti anti fibrosis, meningkatkan regenerasi hepatosit, memperbaiki fungsi hati dan anti inflamasi. MSC memiliki imunogenisitas yang rendah dan efek imunomodulator sehingga dapat mengurangi penolakan imun. MSC juga diketahui resisten terhadap reactive oxygen species (ROS) secara in vitro, mengurangi stress oksidatif pada tikus, dan mempercepat pertumbuhan hepatosit setelah kerusakan hati. Tali pusat manusia merupakan sumber MSC yang menjanjikan. Hal tersebut karena tali pusat merupakan “limbah” dari persalinan sehingga prosedur pengambilan tali pusat tidak menyakitkan dan tidak melanggar etik. Menurut Zhao dkk, MSC dari tali pusat lebih baik karena usia jaringan masih muda dan tingkat infeksi rendah dibandingkan dengan MSC dari jaringan dewasa (Wang et al., 2016).

 

Saat ini, ProSTEM bersama tim peneliti dr Chyntia Olivia MJ, Sp.PD-KGEH, PhD sedang melaksanakan rekrutmen uji klinis berjudul “UJI FASE I/II TRANSPLANTASI ALLOGENEIC UMBILICAL CORD MESENCHYMAL STEM CELL PADA PASIEN SIROSIS AKIBAT HEPATITIS B” di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat dengan nomor surat lolos kaji etik: 0097/UN2.F1/ETIK/2018. diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan dalam bidang hepatologi, terutama dalam bidang terapi sirosis.

 

Referensi

1 Sarin SK, Maiwall R. Global burden of liver disease: a true burden on health sciences and economies [article on internet]. Cited on October 30, 2017 at 10.14. Available at http://www.worldgastroenterology.org/publications/e-wgn/e-wgn-expert-point-of-view-articlescollection/global-burden-of-liver-disease-a-true-burden-on-health-sciences-and-econom

2 World Health Organization. Hepatitis B [article from internet]. July 2017 [cited on October 30, 2017, at 10.59]. Available from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/

3 Eom YW, Kim G, Baik SK. Mesenchymal stem cell therapy for cirrhosis: present and future perspectives. World J Gastroenterol. 2015;21(36): 10253-61. 5. Shi M, Zhang Z, Xu R, Lin H, Fu J et al. Human mesenchymal stem cell transfusion is safe and improves liver function in acute-on-chronic liver failure patients. Stem Cells Transl Med. 2012;1(10): 725-31

4 Wang Y, Yu X, Chen E, Li L. Liver-derived human mesenchymal stem cells: a novel therapeutic source for liver diseases. Stem Cell Research & Therapy. 2016; 7:71.

 

Untuk kriteria penelitian dan pendaftaran dapat mengakses pada link dibawah berikut :

Scroll to Top